Cerita hidayah oleh-oleh dari Tanah Suci

photo author
- Jumat, 17 Mei 2024 | 21:00 WIB
Ilustrasi cerita hidayah oleh-oleh dari Tanah Suci           (Sibhe)
Ilustrasi cerita hidayah oleh-oleh dari Tanah Suci (Sibhe)

HARIAN MERAPI - Cerita hidayah bahwa setiap kali naik haji maka kerabat dan handai taulan selain mendokan juga biasa berharap dibawakan oleh-oleh dari Tanah Suci

Haji merupakan salah satu ibadah yang dinantikan umat muslim. Demikian halnya yang dirasakan pasangan suami istri Harto dan Rahmi (semua nama disamarkan). Setelah menunggu antrean selama 9 tahun, akhirnya ia bisa berangkat ke tanah suci pada tahun ini.

Persiapan sudah dilakukan sejak bertahun-tahun yang lalu. Setelah membayar biaya untuk mendapatkan kursi haji, Harto dan Rahmi menabung sedikit demi sedikit. Ini dilakukan untuk biaya pelunasan dan uang saku ketika berada di tanah suci.

Baca Juga: Cerita hidayah, keikhlasan dibalas kebaikan

"Nanti kan kita harus mengadakan pamitan haji. Biaya hidup di sana juga tidak sedikit, meski pemerintah nanti mengembalikan sebagian uang setoran haji untuk living cost, tapi kita harus mempersiapkan tambahan.''

''Pulang dari haji kita juga adakan syukuran plus memberi oleh-oleh untuk tamu yang kita undang," kata Rahmi kepada suaminya.

Harto menyetujui usulan istrinya tersebut. Setelah sepakat, mereka membuka rekening bank khusus di mana di situlah setiap bulan mereka menyisihkan gaji untuk ditabung. Setelah menabung sekitar 9 tahun tentu jumlahnya sudah lebih dari cukup untuk uang saku ke tanah suci.

Berita gembira mengenai tanggal keberangkatan pun telah dikeluarkan pemerintah. Tahun ini Harto dan Rahmi dipastikan berangkat ke Mekkah. Sepekan sebelum berangkat ke asrama haji, mereka mengadakan pamitan.

Baca Juga: Penyeludup ratusan anjing dari Jabar tujuan Jateng dituntut 1,5 tahun penjara dan denda Rp250 juta

Harto dan Rahmi menjamu para tamu dengan sangat baik. Dalam acara tersebut juga secara formal disampaikan pamitan haji Harto dan Rahmi dengan diwakili salah satu keluarga. Lantas, tokoh masyarakat setempat membalas pamitan haji Harto dan Rahmi.

"Kami ucapkan selamat jalan kepada Pak Harto dan Ibu Rahmi semoga pelaksanaan haji lancar, Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan, pulang selamat ke tanah air, dan jadi haji yang mabrur.''

''Satu hal lagi, saya selaku wakil masyarakat berharap sepulang dari Tanah Suci tidak membawa bekal keduniawian seperti air zam-zam, kurma, atau sajadah. Yang lebih penting bagi kami adalah Pak Harto dan Bu Rahmi bisa menularkan kebiasaan di Tanah Suci jadi tumbuh subur di kampung kita," kata Muhamadun, tokoh masyarakat setempat.

Kebiasaan itu, lanjut Muhamadun, seperti bisa mengajak warga sekitar untuk salat lima waktu berjemaah di musala kecil di kampung kita, sedekah bapak dan ibu untuk Islam semakin bertambah, dan kehadiran bapak-ibu senantiasa membawa kebaikan untuk lingkungan sekitar.

Baca Juga: Macapat Rikat Rakit Raket 2024, Hidupkan Warisan Budaya Adiluhung Yogyakarta

Harto dan Rahmi sedikit kaget mendapatkan nasihat demikian. Biasanya, sepulang haji tetangga akan menunggu oleh-oleh khas Arab Saudi. Namun, dengan nasihat yang diberikan oleh tokoh masyarakat tersebut, Harto dan Rahmi pun jadi tersadar.

"Nanti kita tetap adakan syukuran sepulang haji. Tapi tidak perlu membawa oleh-oleh. Kita jamu semaksimal mungkin saat penyambutan. Uang yang kita tabung itu nanti kita berikan ke takmir untuk merenovasi musala kita," kata Harto kepad Rahmi usai acara pamitan haji.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X