Cerita hidayah, keikhlasan dibalas kebaikan

photo author
- Kamis, 16 Mei 2024 | 22:00 WIB
Ilustrasi Cerita hidayah, keikhlasan dibalas kebaikan (pixabay/Skitterphoto)
Ilustrasi Cerita hidayah, keikhlasan dibalas kebaikan (pixabay/Skitterphoto)

HARIAN MERAPI - Ini cerita hidayah tentang keikhlasan yang dibalas dengan kebaikan.

Rasa haru sekaligus bangga tak dapat disembunyikan Wono (semua nama disamarkan) saat anaknya mendapatkan beasiswa studi sarjana gratis hingga lulus dari sebuah lembaga amil, zakat, infak, dan sedekah (lazis).

"Alhamdulillah Ya Allah," ucap Wono berkali-kali sembari memeluk istrinya. Anaknya, Zula, juga tak kuasa membendung tangis haru. Impiannya bisa duduk di bangku kuliah bisa terwujud.

Baca Juga: Sepuluh ayat Al-Quran tentang hizbus syaithan, di antaranya melakukan tipu daya kepada manusia

Sehari-hari Wono mencari sesuap nasi sebagai buruh bangunan. Kerap ia harus pergi berhari-hari ke luar kota karena ada proyek bangunan yang agak besar. Agar honornya tak habis di perjalanan ia memilih pulang dua minggu sekali dan menginap di lokasi proyek.

Satu hal yang dipegang teguh Wono sejak awal bekerja sebagai buruh bangunan hingga saat ini, ia tak pernah mau menerima honor ketika diminta bantuan memperbaiki musala atau masjid yang rusak.

"Terima kasih pak atas honornya. Tapi mohon kembali dimasukkan ke kotak infak masjid. Saya akan bantu semampu saya untuk perbaikan tempat wudhu. Doakan saja saya senantiasa mendapatkan keberkahan dan kesehatan," ujar Wono saat menolak amplop honor dari takmir masjid.

Baca Juga: Cerita hidayah membentengi sawah ladang dengan doa Syariah

Karena hal ini, Wono dikenal luas sebagai buruh bangunan yang entengan. Banyak jemaah yang memanfaatkan jasa dia untuk renovasi atau membangun rumah. Jemaah pun sering memberi honor lebih karena tahu kebaikan Wono dalam hal kegiatan sosial.

Suatu hari, sebuah lazis mendatangi beberapa masjid di sekitar kediaman Wono. Petugas menanyakan adakah calon siswa yang layak menerima beasiswa kuliah gratis.

Takmir di tiga masjid yang disambangi petugas kompak menginformasikan bahwa Zula layak menerima beasiswa gratis.

"Anaknya memang tidak rangking satu di kelas. Tapi dia juga berprestasi, selalu masuk 10 besar di kelasnya. Orangtuanya juga baik, selalu bantu pembangunan masjid plus rutin salat lima waktu di masjid," ujar salah satu takmir masjid.

Baca Juga: Ini yang dilakukaqn AS ketika dokternya terjebak di Gaza

Setelah yakin Zula yang paling layak menerima beasiswa, petugas pun menyambangi kediaman Wono.

Keluarga Wono tampak kaget didatangi petugas dan perwakilan tiga takmir masjid. Setelah melakukan wawancara, akhirnya diputuskan Zula layak menerima beasiswa tersebut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X