“Tidak mau, sudah sore,” timpal temanku yang menjaga.
Akhirnya kami pulang karena hari mulai petang. Sejak bermain itu, bahuku sedikit berat, pandanganku sedikit kabur, dan aku jatuh sakit malam itu. Ibu sudah mengompresku dengan air hangat tapi tak kunjung sembuh.
Malam harinya, aku dimimpikan seorang Nenek yang tak kukenal wajahnya tengah menyeringai bersama anak kecil di sampingnya. (Seperti dikisahkan Putri Oktaviani di Koran Merapi) *