HARIAN MERAP - Kisah kejadian misteri orang mendatangi makam Mbah Pae Anom di dusun Pare dengan tujuan untuk minta nomor togel.
Tapi malah lari ketakutan antaran dihadang sosok dua macan putih.
Di dusun Pare ada makam tua yang konon cerita makam Kyai Pare Anom. Ini merupakan makam pertama yang ada di Gunung Pare dan merupakan makam cikal bakal dusun Pare.
Baca Juga: Gempuran tentara Israel akibatkan 5.182 warga Palestina tewas, begini situasi terbaru di Jalur Gaza
Mbah Kyai Pare Anom adalah pengikut setia dari pangeran dari kerajaan di Jawa, yang ikut berperang melawan penjajah Belanda.
Ia meninggal dunia kemudian dimakamkan di daerah pegunungan yang kemudian oleh masyarakat dinamai Gunung Pare dan Dusun Pare sebagai penghormatan kepada Kyai Pare Anom.
Makam yang terletak di Dusun Pare tersebut sekarang kondisi sudah bagu. Untuk menuju makam sudah dibuatkan tratag atau undhag-undhagan, yang dipasang dengan bata dan di cor dengan semen.
Dahulu waktu masih ada penjualan nomor (judi nomer) tempat Mbah Kyai Pare Anom sering didatangi orang dari luar daerah pada setiap malam Jumat.
Saat ada orang luar daerah mau naik undhag-undhagan makam, orang itu melihat ada dua ekor macan berwarna putih yang menghadang tepat di bawah makam Mbah Kyai Pare Anom.
Akhirnya orang tersebut lari tunggang langgang dan sepeda motornya ditinggal begitu saja di tempat parkir karena saking ketakutannya.
Baca Juga: Harga Cabai Terus Naik di Sukoharjo, Cabai Rawit Merah Tembus Rp 62.000 per Kilogram
Setelah bertemu dengan masyarakat sekitar, maka dua orang tersebut terus diantar untuk mengambil motor yang ditinggal.
Masyarakat juga memberitahu bahwa makam Mbah Kyai Pare Anom tidak boleh untuk hal-hal yang negatif, termasuk meminta nomor undian.
Sejak kejadian tersebut, makam Mbah Kyai Pare Anom tidak lagi digunakan untuk meminta nomor undian lagi. Konon macan putih tersebut sampai sekarang masih sering menampakkan diri.
Hal itu sudah biasa bagi orang yang melihat dan bahkan menjadi teman baik bagi masyarakat sekitar. (Seperti dikisahkan Puji di Koran Merapi) *