HARIAN MERAPI - Ada kejadian misteri yang dialami Mang Udin saat ia berjualan bakmi keliling.
Ketika itu sudah malam hari ia melewati jembatan kampung Klipang yang memang dikenal angker.
Mang Udin pedagang bakmi keliling di kampung Pedurungan. Sudah 20-an tahun menekuni usaha hingga saat ini. Ia beroperasi hingga larut malam, bahkan hingga pukul 01.00 dini hari masih berkeliling dengan gerobaknya.
Baca Juga: Gelapkan dana Primkoppol, oknum polisi di Medan dihukum 4,5 tahun penjara, ini kasusnya
Cara menawarkannya juga unik, yakni menggunakan kentongan yang dipasang pada tiang gerobaknya. Alat komunikasi klasik dari bambu sebagai isyarat khusus untuk para pelanggannya. ”Thok..thok, thok, thok...!”
“Pak...!”
Ia melihat seseorang yang memanggil dirinya dan spontan menghampiri pelangganannya itu dengan penuh ceria. ”Kepayon!” Batin Udin.
Segera Udin memasakkan pesanan bakmi buat orang tadi. Ia kaget, baru masakkan belum matang sudah ada yang pesan lagi. Hatinya senang karena tak seberapa lama bakal habis dagangannya dan tinggal pulang ke kontrakan.
Namun betapa kaget saat akan melayani seorang pemesan di utara jembatan, gerobaknya terasa berat. Iapun mendorong dengan sepenuh kekuatan tetap saja tak mau jalan.
“Hadew ada apa ini?” kata Udin.
Uapaya Udin tak juga menemui hasil, bahkan hingga habis tenaganya dan tak sadarkan dirinya. Rupanya ia pingsan. Dalam kondisi setengah sadar, ada seorang perempuan cantik yang mendekatinya. ”Pak bangun .. bangun!”
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Polresta Yogyakarta gelar Sispamkota, begini suasananya
Begitu tersadar orang itu tak ada. Ia hanya melihat gerobak itu nyungsep di samping jembatan Klipang. Gerobak yang penuh dagangan itu tumpah dan tak dapat dijual lagi.
Termasuk dua roda gerobaknya jadi angka 8 alias meliyot tak dapat menggelinding lagi. Ia sendiri tergeletak di pinggir jembatan.
“Kenging nopo panjenengan niku?” penduduk setempat menanyai.