HARIAN MERAPI - Cerita misteri mendapat teror hantu kasar di tengah malam 2, Terdengar suara serombongan orang merapal mantra.
Entah bagaimana ceritanya, bapak dan emak bisa berani membuka lahan di renah limau hantu dan persis di pinggir lembah air telun sungai kering ini.
Padahal, sudah belasan tahun tak pernah ada orang yang berani menggarap lahan di daerah itu karena banyak kejadian aneh menimpa mereka.
Ketika masih kecil dulu saya tak paham tentang hal itu. Namun, setelah mulai dewasa dan mendengar banyak cerita orang-orang, barulah saya paham bahwa daerah itu memang angker dan berbahaya.
“Kita orang ber-Tuhan. Pasrahkan saja semuanya dan minta perlindungan kepada yang Maha Kuasa!” kata bapak saat kutanya kenapa dulu berani membuka ladang di tempat angker tersebut.
Malam itu cuacanya dingin sekali dan agak gerimis. Setelah makan malam kami berempat langsung tidur. Di luar gelap gulita, di dalam sudung hanya ada cahaya dari sisa bara perapian di dapur.
Saya kurang tahu berapa lama kami tertidur hingga teror itu membuat kami semua terbagun.
Awalnya kami mendengar suara riuh dari kejauhan. Kemudian suara itu kian mendekat ke arah sudung kami. Saya membuka mata dan memasang telinga agar bisa mendengar lebih jelas.
Baca Juga: Festival Anggrek Vanda Tricolor ke-6, upaya konservasi flora endemik asli lereng Merapi
Seperti suara serombongan orang sedang merapal mantra. Tapi tak sepatah kata pun dari suara itu yang saya mengerti. Padahal, suaranya sangat jelas terdengar.
Semakin lama semakin ramai. Tak ubahnya seperti sedang berada di pasar pagi yang dihadiri banyak orang.
Saya merasa ada yang aneh. Apalagi kudengar emak perlahaan berbisik membangunkan bapak. “Ada suara apa itu, Pak. Ayo bangun!”
Dalam gelap kudengar bapak bangkit dan membuang selimut. Bapak lalu mengumpulkan sisa bara perapian yang nyaris padam. Meniupnya dengan potongan bambu dan api pun menyala menerangi seluruh ruangan.
Kami semua duduk tanpa berkata-kata. Kulihat bapak menyambar sebilah parang dan mendekat ke arah jendela. Berusaha mengintip ada rombongan apa kiranya yang sedang menggelar pawai lewat depan sudung kami.