HARIAN MERAPI - Siapa sih yang tidak sedih jika ditinggal mati suami?
Begitulah yang diaolami Mbok Lasiyo sampai saking sedihnya membuat ia seperti hilang ingatan.
Ada kisah misteri terkait dengan nasib Mbok Lasiyo saat dalam suasana hati yang sedang bingung.
Baca Juga: Karate UGM Sabet 20 Medali di Ajang Magelang International Karate Championship
Sejak ditinggal mati suaminya, Mbok Lasiyo harus berjuang keras menghidupi kedua anaknya yang masih di SD kelas tiga dan lima. Pekerjaan apa pun asal halal dia lakoni demi mendapatkan sesuap nasi.
Ada pun pekerjaan pokok sehari- harinya adalah berjualan nasi pecel keliling kampung.
Sore itu jualan Mbok Lasiyo masih tersisa sedikit. Daripada kemalaman di jalan, dagangan sisa tersebut dia bawa pulang. Mendung yang menggelayut sejak menjelang Asyar berubah menjadi hujan yang teramat sangat deras.
Bakul nasi pecel itu kalang kabut mencari tempat berteduh. Melihat ada sebuah bangunan satu- satunya pada sebidang tanah kosong, tiada pilihan lain, Mbok Lasiyo berteduh di emperan bangunan kuna tersebut.
"Hujannya deras sekali, Mbok. Kalau mau, masuklah ke sini. Hangat." Tiba-tiba telinga Mbok Lasiyo mendengar suara perempuan dari dalam bangunan.
Baca Juga: Berkat Gerakan Mbah Dirjo, Volume Sampah di Kota Yogyakarta Turun hingga 50 Persen
Menawarkan tempat berteduh yang lebih enak. Mbok Lasiyo merasa rikuh. Jangan-jangan, di dalam nanti kakinya yang tidak memakai alas akan mengotori lantai.
"Terima kasih, Den. Saya cukup berteduh di sini saja. Semoga hujannya cepat reda," ujar Mbok Lasiyo.
Sepertinya jawaban Mbok Lasiyo membuat tidak berkenan orang yang di dalam bangunan kuna itu. Tiba-tiba saja Mbok Lasiyo merasa badannya seperti ditarik paksa agar masuk ke dalam.
Hampir saja tubuhnya terjengkang ke belakang.
Tahu-tahu dirinya sudah berada di sebuah ruangan sempit. Keadaannya teramat sangat gulita. Gelap, pekat, dan pengap. Tidak ada bunyi apa pun terdengar.