JAKARTA, harianmerapi.com - Metode pembayaran nontunai bakal terus meningkat penggunaannya di masyarakat. Melihat kondisi ini, aplikasi PeduliLindungi berpotensi meraih keuntungan besar jika menjadi alat pembayaran digital.
Analisis tersebut disampaikan peneliti ekonomi senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy di Jakarta, Minggu (26/9/2021).
"Potensinya cukup luas karena Indonesia diproyeksikan sebagai salah satu negara ekonomi digital terbesar dalam beberapa tahun ke depan. Jadi, penggunaan mata uang digital pembayaran non-cash akan semakin banyak diminati oleh masyarakat," katanya.
Baca Juga: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Alami Pembengkakan Rp 4,1 Triliun, Anggota DPR Minta Diaudit
Yusuf menyebut pembayaran nontunai memang menjadi pilihan masyarakat, apalagi selama pandemi COVID-19, karena untuk menghindari pembayaran secara tunai yang berpotensi menjadi salah satu sumber penyebaran virus tersebut.
Selain itu, perkembangan e-commerce saat ini yang menerima pembayaran nontunai membuat masyarakat menjadi lebih terbantu, sehingga mendorong masifnya penggunaan pembayaran digital.
"Data terakhir menunjukkan nilai transaksi pembayaran non-cash itu mencapai sekitar Rp160 triliun pada 2020, sementara volume transaksinya mencapai 12 miliar. Jadi, memang kenaikannya itu cukup signifikan," ujarnya.
Baca Juga: PSIM vs PSCS di Stadion Manahan Solo Malam Ini, Adu Taktik Pelatih Beda Zaman di Liga 2
Melihat potensi besar itu, Yusuf menilai wajar jika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan ingin menjadikan PeduliLindungi sebagai alat pembayaran digital.
Kendati demikian, ia menyarankan pemerintah terlebih dahulu membenahi masalah keamanan datanya.
Sejumlah data-data masyarakat Indonesia selama satu tahun terakhir berhasil diakses pihak tidak bertanggung jawab, termasuk di aplikasi PeduliLindungi.
Baca Juga: Musisi Asal Yogya Citra Scholastika Rambah Bisnis Kos-kosan Buat Nambah Pemasukan
"Ada beberapa kelompok masyarakat yang belum memahami secara utuh terkait pembayaran non-cash dan risiko yang ada di apa di baliknya. Jadi, menurut saya memang risiko dan masalah keamanan data ini masih harus dibenahi terlebih dahulu," tutur dia.
Selain itu, Yusuf menilai penggunaan PeduliLindungi sebagai alat pembayaran digital tidak mempengaruhi minat masyarakat untuk melakukan vaksinasi.