MUNGKIN ini bukan modus baru, namun tetap harus diwaspadai. Perampok beraksi melalui media sosial (medsos), dengan sasaran gadis muda. Awalnya dianjak berkenalan dan ngobrol lewat medsos.
Setelah cukup akrab, barulah pelaku mengajak kencan pergi ke suatu tempat. Bila ini berhasil, maka pelaku melancarkan jurus selanjutnya, yang ujung-ujungnya membawa kabur barang milik korban.
Itulah yang dialami Ratna (21), warga Karanganom Klaten. Awalnya ia berkenalan lewat medsos dengan laki-laki yang mengaku bernama Reza.
Baca Juga: MM Kine Klub UMY gelar Kineidoscope 2022, mulai dari pemutaran film hingga seminar perfilman
Singkat cerita, setelah perkenalan intens dan saling percaya, laki-laki yang mengaku bernama Reza ini mengajak Ratna pergi ke Pantai Selatan Gunungkidul. Namun sebelumnya Ratna harus menjemput Reza di Tegaltirto Berbah Sleman.
Mereka pun pergi berboncengan menggunakan motor Ratna menuju Gunungkidul. Tapi sampai di Playen ban gembos, kemudian Reza berdalih mencari tambal ban dengan membawa motor Ratna. Ternyata, setelah ditunggu lama Reza tak juga nongol.
Motor Ratna dibawa kabur. Korban kemudian lapor polisi. Hebatnya, setelah melakukan penyelidikan, polisi berhasil menangkap Reza bersama barang bukti.
Baca Juga: Wujudkan wilayah bebas blind spot, Komisi III DPRD Kulon Progo dorong pelaksanaan Perda SPBE
Kita mengapresiasi langkah cepat kepolisian yang berhasil menangkap pelaku. Ini sekaligus membuktikan bahwa polisi bertindak cepat melayani masyarakat. Kepolisian juga memiliki fasilitas yang lengkap untuk melacak keberadaan pelaku kejahatan. Alhasil, pelaku berhasil dibekuk lengkap dengan barang buktinya.
Mencermati kasus di atas, kejahatan menggunakan medsos bukan fenomena baru. Namun mengapa tetap saja jatuh korban ? Hal ini banyak tergantung pada antisipasi calon korbannya. Pelaku sepertinya sudah mempelajari modus perampokan dengan memanfaatkan media sosial. Seperti kita ketahui medsos bisa digunakan untuk keperluan apa saja, baik yang positif maupun negatif.
Penjahat yang mengaku Reza dan ternyata berinisial YPY agaknya sudah mempelajari kondisi psikologis korbannya. Korban sudah termakan bujuk rayu YPY sehingga nurut saja ketika diajak bepergian ke Pantai Selatan Gunungkidul. Andai Ratna menolak sejak awal, kasus perampokan ini barangkali tidak terjadi.
Baca Juga: Usai dilantik, pengurus Himmi Amikom gelar First Meet sebagai ajang pererat silaturahmi
Namun, mungkin karena sudah sangat percaya pada pelaku, Ratna tak lagi bisa bersikap kritis dan waspada sehingga tak menolak ketika diminta menjemput pelaku di Berbah Sleman. Sebenarnya ada cukup waktu bagi korban untuk menolaknya. Tentu ini pelajaran bagi siapapun untuk tidak terlalu percaya kepada orang yang baru dikenalnya lewat media sosial. (Hudono)