Agresivitas umumnya memiliki potensi untuk melukai orang lain atau benda yang berupa serangan fisik (memukul,
menendang, menggigit), serangan verbal (membentak, menghina) dan melanggar hak orang lain (mengambil dengan paksa).
Baca Juga: Berbagai faktor penyebab keretakan keluarga, di antaranya sejarah terbentuknya keluarga
Banyak faktor yang mempengaruhi remaja melakukan perilaku agresif.; antara lain :
Pertama, faktor pola asuh orangtua. Peranan dan bantuan orangtua kepada anak akan dapat tercermin dalam pola asuh yang diberikan kepada anak-anaknya.
Kecenderungan pola asuh orangtua dapat mengendalikan perilaku anaknya, termasuk mengendalikan perilaku agresif.
Kedua, pengaruh interaksi antar teman sebaya.
Pengaruh teman sebaya ini sangat kuat dan merupakan salah satu reaksi atas status yang disandangnya.
Di satu sisi, remaja melakukan gerak memisahkan diri dari orangtua dan di sisi yang lain, remaja melakukan gerak menuju ke arah teman sebayanya.
Ketiga, konsep diri. Konsep diri adalah kesadaran atau pengertian tentang diri sendiri, yang mencakup pandangan tentang dunia, kepuasan tentang kehidupan, dapat menghargai atau menyakiti diri sendiri, mampu mengevaluasi kemampuan sendiri, dan persepsi mengenai diri sendiri .
Subjektivitas manusia selalu membedakan cara pandang sesuatu objek yang diamati.
Demikian pula menyangkut pengamatan atas diri sendiri.
Keempat, kontrol diri. Kontrol diri dibutuhkan karena manusia adalah makhluk sosial yang hidup berkelompok sehingga dengan adanya kontrol diri manusia dapat hidup nyaman, tenteram serta dapat meminimalisir masalah baik dengan orang lain maupun lingkungan sekitar.
Selain itu, kontrol diri juga dibutuhkan dalam mengontrol emosi, memilih tujuan jangka panjang dengan tidak menyegerakan kepuasan.