Ironi Kelangkaan Minyak Goreng di Negeri Kaya Bahan Baku Migor

photo author
- Jumat, 11 Maret 2022 | 10:45 WIB
Minyak goreng curah non subsidi menyerbu pasar tradisional akibat kelangkaan migor subsidi. (Foto: Abdul Alim)
Minyak goreng curah non subsidi menyerbu pasar tradisional akibat kelangkaan migor subsidi. (Foto: Abdul Alim)



SUNGGUH ironis, di negara yang kaya bahan baku minyak goreng (migor) tiba-tiba barang tersebut langka di pasaran.

Kalaupun ada, harganya melambung tak wajar. Karenanya pemerintah melakukan operasi pasar minyak goreng dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu per liter.

Tapi, apakah dengan OP persoalan selesai ? Ternyata tidak, kelangkaan terjadi di mana-mana. Kalaupun ada, harganya mahal.

Baca Juga: Wujudkan Rumah Impian, Dekoruma Ajak Masyarakat Mulai dari Satu Sudut Dulu

Bahkan di pasaran ada modus taying atau pembelian bersyarat, yaitu kalau hendak membeli minyak goreng harus dengan paket lain, misalnya harus beli sabun merek ini itu, dan sebagainya.

Ini jelas praktik tak sehat dalam perdagangan. Sejumlah pemerintah daerah telah menegur toko atau penjual yang mempraktikkan taying. Tentu menjadi aneh, karena sebenarnya stok minyak goreng melimpah. Apalagi, Indonesia dikenal sebagai penghasil bahan mentah minyak goreng sawit terbesar.

Menjadi tidak logis bila minyak goreng langka di pasaran. Agaknya pemerintah baru tersadar bahwa ada indikasi permainan spekulan minyak goreng. Pemerintah, dalam hal ini Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi telah berkoordinasi dengan Polri dan Satgas Pangan untuk menelisik dugaan penyelewengan distribusi minyak goreng, hingga langka di pasaran.

Baca Juga: Tiga Serial Drama Korea Akan Tampil di Cannes International Series Festival 2022 di Prancis

Bahkan pemerintah bertekad akan menempuh jalur hukum terhadap mereka yang berbuat curang.

Bagaimana bila para spekulan ini ternyata pengusaha besar yang selama ini sudah memberi kontribusi bagi perekonomian nasional ? Seharusnya, hukum ditegakkan tanpa tebang pilih. Artinya, siapapun yang terlibat penyelewengan distribusi minyak goreng dan menyengsarakan rakyat harus diproses hukum.

Lebih dari itu, pemerintah harus transparan, jangan menutup-nutupi siapa yang terlibat penyelewengan. Begitu pula proses hukumnya harus dapat diakses masyarakat sehingga mereka dapat mengontrol penerapan hukum yang tidak tebang pilih. Sekaligus ini menjadi ujian bagi pemerintah sejauh mana konsistensinya dalam menegakkan hukum.

Baca Juga: Merapi Erupsi Sampai 5 Kilometer, Objek Wisata Bukit Klangon dan Petilasan Mbah Maridjan Ditutup Sementara

Kalau pemerintah sungguh-sungguh hendak memberantas spekulan sebenarnya sangat mudah, tinggal ikuti saja alur distribusi minyak goreng dari hulu ke hilir. Nanti akan ketahuan di titik mana distribusi tidak beres, dan di situlah penyimpangan terjadi.

Kalau hanya melihat di pasaran, tentu kurang lengkap datanya, karena sebelum barang sampai ke pasar sudah melalui proses panjang dan berliku.

Ada area abu-abu yang membuka peluang terjadinya penyimpangan, baik oleh distributor maupun spekulan, terutama yang bermodal besar. Memberantas spekulan yang memainkan harga minyak goreng tentu bakal didukung rakyat. Mereka yang menyengsarakan rakyat harus ditindak dan dikenai sanksi. (Hudono)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X