harianmemrapi.com - Konsep waktu dalam pandangan Islam tidak sekadar menyoal perihal rutinitas kehidupan sehari-hari.
Islam menempatkan waktu sebagai perkara penting dan mendasar sehingga jika tak dimanfaatkan dengan baik, maka kerugianlah yang akan diperoleh.
Lebih dari kerugian materi, menyia-nyiakan waktu bisa berakibat terbengkalainya sisi akhirat seorang hamba.
Baca Juga: Cerita Horor Tukang Mabuk Insaf Setelah Secr Misterius Terperosok ke Liang Lahat
Firman Allah SWT: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS al-‘Ashr, 103 : 1-3).
Juga hadits Muhammad SAW Nabi : “Dua hal yang banyak orang tertipu di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Ungkapan yang tepat untuk menggambarkan tentang waktu sesuai dengan semangat Surah dan Hadits di atas adalah bahwa waktu laksana pedang, jika tak ditaklukkan dengan baik, maka benda itulah yang justru akan menebas pemiliknya.
Berikut dijelaskan arti pentingnya menjaga waktu agar dapat menjadi manusia yang lebih baik dan tidak menjadi orang yang menyia-nyiakan waktu lagi merugi.
Pertama, waktu berlalu dengan sangat cepatnya.
Ibnul Qoyyim RA mengatakan bahwa waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya.
Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi, penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih.
Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya.
Kedua, kematian lebih layak bagi Orang yang menyia-nyiakan waktu.
Baca Juga: Petung Jawa Weton Senin Legi 30 Juni 2022 Kebalikan dari yang Umum
Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekadar menghamburkan syahwat (hawa nafsu),
berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan (baca: kesia-siaan),