mimbar

Lima Sifat Lemah Bawaan Manusia, Salah Satunya Berkeluh Kesah Lagi Kikir

Minggu, 8 Mei 2022 | 05:30 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)

harianmerapi.com - Setiap makhluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang ada di muka bumi ini mempunayi sifat-sifat tertentu.

Sifat adalah suatu keadaan yang menerangkan benda atau sesuatu, misalnya indah, manis, enak, kuat, lemah, dan sebagainya.

Sifat lemah manusia adalah semua keadaan yang menerangkan manusia dan keadaan itu dapat menjatuhkannya dari makhluk yang unggul dan tertinggi derajatnya,

Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 48: Kepala Desa Berada di Tahanan, Terjadi Dukung Mendukung Masyarakat Terbelah Dua Kubu

menjadi makhluk yang hina dan rendah derajatnya yang dapat merusak citra manusia secara keseluruhan.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)”. (QS. At-Tin, 95:4-5).

Beberapa sifat lemah bawaan pada diri manusia antara lain : Pertama, suka membantah. Manusia memiliki sifat bawaan sebagai pembantah terhadap ajaran-ajaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Mereka seringkali tidak menyadari bahwa dirinya adalah makhluk ciptaan-Nya yang sewaktu dilahirkan tidak mengetahui sesuatu apapun.

Tetapi kemudian, setelah beranjak menjadi kanak-kanak dan tumbuh dewasa serta mengetahui berbagai rahasia alam semesta ini mulailah mereka mengingkari adanya Sang Khalik.

Baca Juga: Kisah Lucu Lupa Melepas Helm Saat Menerima SK PPPK dan Memakai Masker di Rumah Agar Tak Kebanyakan Ngemil

Manusia bukannya bersyukur kepada Sang Maha Pencipta, tetapi malah membantah kebenaran-kebenaran dari-Nya yang bersifat tetap dan pasti.

Sifat ini muncul karena kedunguan dan kebodohan manusia yang tidak menyadari atau bahkan menutup diri terhadap petunjuk-petunjuk yang datang dari Allah dan melecehkan firman-firman Alah (QS. Al-Kahfi, 18:54).

Kedua, melampau batas. Ternyata manusia tidak sekadar sebagai pembantah, tetapi juga sering melampau batas.

Nafsunya sering tidak terkendali. Ketika kebutuhan makan dan minum sudah dicukupi-Nya, manusia selalu merasa kurang.

Ketika belum memiliki rumah tempat tinggal selalu bermimpi untuk memiliki rumah. Tetapi setelah terkabul keinginannya, manusia tidak cukup sekadar memiliki satu rumah, ingin dua, tiga dan seterusnya.

Halaman:

Tags

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB