syiar

Ustadz Sigit Nur Sahid: Ramadhan Momentum Tepat untuk Perbanyak Berdoa, Istighfar dan Sedekah

Minggu, 17 April 2022 | 23:00 WIB
Pelaksanaan pengajian rutin Ahad Pon pada Bulan Ramadhan di PA/PP Bina Insani Moyudan. (Foto: Sulistyanto)


SLEMAN, harianmerapi.com – Umat Islam di berbagai belahan dunia selalu menyambut gembira ketika bertemu Ramadhan yang dikenal sebagai bulan penuh berkah.

Di mana-mana, mudah pula dijumpai yang berlomba-lomba memperbanyak amalan ibadah selama Ramadhan. Bahkan tak hanya permasalahan ibadah saja, namun banyak juga yang menjadikan bulan istimewa ini sebagai momentum tepat untuk memperbanyak berdoa, istighfar dan sedekah.

Hal tersebut ditegaskan Ustadz Sigit Nur Sahid asal Minggir saat menjadi pembicara Pengajian Rutin Ahad Pon di Panti Asuhan (PA)/Pondok Pesantren (PP) Bina Insani kawasan Sumbersari Moyudan Sleman, Minggu (17/4/2022).

Baca Juga: Kisah Nandy, Dua Tahun Menghuni Rutan Kini bisa Baca Tulis dan Hafal Alquran 2 Juz

“Adapun waktu-waktu terbaik untuk berdoa pada Bulan Ramadhan, salah satunya pada malam lailatul qadar, sehingga 10 hari terakhir Ramadhan banyak yang iktikaf di masjid,” tutur Ustadz Sigit.

Selain itu, lanjutnya, pada siang hari saat berpuasa ketika merasa sangat lapar juga termasuk waktu-waktu terbaik untuk berdoa. Ditambah lagi saat sepertiga malam terakhir dan ketika waktu sahur serta menjelang buka puasa ataupun saat berbuka puasa.

Ditegaskan pula oleh Ustadz Sigit, dengan banyak berdoa serta istighfar pada Bulan Ramadhan, diharapkan sebagai ikhtiar meraih berkah Ramadhan maupun mendapat ampunan dari Allah SWT atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan.

Baca Juga: Penyerbuan Tentara Israel ke Masjidil Aqsa Dikecam Keras Ikatan Dai Indonesia, Ini Tuntutannya

“Namun harus kita lakukan dengan tulus-ikhlas dan benar-benar berniat untuk bertaubat,” jelasnya.

Ustadz Sigit pun memberi beberapa contoh di masyarakat seputar banyak berdoa sampai bersedekah. Satu di antaranya, ibunya Presiden kedua RI (HM Soeharto), Soekirah, banyak berdoa agar kelak anaknya bisa berguna bagi nusa dan bangsa.

Sedangkan contoh sedekah tulus dan ikhlas, yakni kisah masyhur Ali bin Abi Thalib suami Fatimah Azzahra memberikan satu buah delima kepada peminta-peminta yang lemas, karena beberapa hari belum makan. Padahal buah delima tersebut, akan diberikan kepada istrinya yang sedang sakit dan meminta dibelikan delima.

Baca Juga: Raudi Akmal Bersama Pedagang Pasar Kuliner Pasar Beran Berbagi Takjil di Panti Asuhan Qowwam

Intinya, ketika buah delima disedekahkan kepada peminta-peminta, Fatimah bisa sembuh dari sakitnya atas izin dari Allah SWT. Selain itu Ali bin Abi Thalib malah bisa mendapatkan ganti 10 kali lipatnya dari satu buah delima yang disedekahkannya.

Sementara itu menurut pimpinan PA/PP Bina Insani HM Teguh S SAg MPdI, pengajian rutin Ahad Pon baru bisa dilaksanakan tiga kali sejak ada pandemi Covid-19 di Indonesia. Semua pengajian dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.

“Alhamdulillah, Pengajian Ahad Pon pada Bulan Ramadhan ini Ustadz Sigit Nur Sahid berkenan menjadi pembicara pengajian dengan membawa grup qosidah Kanjeng Sunan yang melantunkan lagu-lagu reliji di sela-sela pengajian,” terangnya.*

Halaman:

Tags

Terkini

Refleksi NgaSSo: dari Anak Sapi Emas ke Dewa Uang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:52 WIB

Adam Turun ke Bumi, Hukuman atau Rahmat?

Sabtu, 27 September 2025 | 19:35 WIB

Kenapa Sulit Khusyuk dalam Shalat?

Sabtu, 13 September 2025 | 19:05 WIB

Bulan Muharam bulan istimewa bagi umat islam

Rabu, 25 Juni 2025 | 06:56 WIB