HARIAN MERAPI - Setidaknya ada enam teori pembentukan perilaku agresif anak-anak dan remaja, di antaranya teori insting
Agresi diartikan sebagai perilaku seseorang yang dimaksudkan untuk melukai orang lain baik secara fisik ataupun psikis.
Sedangkan perilaku agresif anak-anak dan remaja merupakan suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah.
Hal ini didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan emosional yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, ke dalam diri atau secara destruktif.
Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan perilaku agresif seperti teori yang berorientasi pada masalah bawaan (internal), psikologis, ethologis, sosiobiologis, biologis, frustrasi agresi, teori belajar sosial, teori kognitif, dan teori kepribadian.
Secara berturut-turut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, Teori Insting. Menurut teori ini, perilaku manusia didorong oleh adanya insting yaitu perwujudan psikologis dari suatu sumber rangsangan somatik dari dalam yang dibawa sejak lahir.
Menurut Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M. Ag, manusia adalah komunitas tunggal, anak cucu Adam.
Baca Juga: Sisi Lain Kemeriahan HUT ke 78 Kemerdekaan RI, Es Tape dan Nasi Merah Putih Laris Manis
Jika semua manusia yang hidup sekarang ini adalah anak cucu dari dua orangtua yang sama, Adam dan Hawa, maka manusia niscaya mewarisi banyak sifat dari orangtua pertama itu melalui gena-gena—sebagai sarana yang menurunkan ciri-ciri warisan dari generasi ke generasi berikutnya.
Kedua, Teori Biologis. Semenjak Gregor Mendell melakukan penelitian tentang penurunan sifat-sifat induk kepada keturunannya, konsep genetik mulai dikenal.
Sebelumnya pandangan-pandangan tentang teori hereditas dianggap tidak ilmiah, namun dengan teori Mendel, penurunan sifat-sifat induk itu tidak lagi dianggap hanya sebagai hipotesis belaka, tetapi terbukti secara ilmiah.
Dengan penemuan Mendel ini, penelitian genetika tidak terbatas pada tumbuhan sebagaimana awal mulanya, tetapi meluas pada sifat-sifat manusia.
Ketiga, Teori Kognitif. Piaget, sebagai salah seorang pionir teori kognitif, berpendapat bahwa anak membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri.