HARIAN MERAPI - Ternyata lingkungan sekolah menjadi salah satu faktor penyebab perilaku agresif anak-anak dan remaja.
Secara keseluruhan paling tidak ada enam faktor yang mempengaruhi perilaku agresif anak-anak dan remaja.
Perilaku agresif remaja merupakan suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah.
Baca Juga: Pengembang tak lunasi pembelian tanah, PN Bantul eksekusi objek perumahan Sonopakis
Hal ini didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan emosional yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, ke dalam
diri atau secara destruktif.
Perilaku-perilaku agresif yang dilakukan anak merupakan bentuk kegelisan
dalam diri anak, ketika orang-orang yang berada di sekitarnya tidak menuruti keinginannya atau melarang hal yang disukai oleh anak,
sehingga muncul perasaan kemarahan dan juga permusuhan yang berujung pada sebuah tindakan negatif berupa perilaku.
Agresivitas yang dilakukan oleh anak-anak dan remaja disebabkan oleh banyak faktor. Di antara faktor-faktor itu adalah:
Pertama, lingkungan sekolah. Sekolah memiliki peran sentral atas terjadinya perilaku agresif.
Hal ini terjadi karena, sudah menjadi tradisi di sekolah, bahwa pihak sekolah merasa hal itu sesuatu yang lumrah terjadi.
Baca Juga: Uji materi terkait masa jabatan pimpinan KPK yang diajukan oleh MAKI ditolak, begini amar putusan MK
Dalam hal ini pihak sekolah tidak peduli, menganggap biasa, toleran, dan tidak mengambil kebijakan apapun untuk mengurangi dan menghilangkan perilaku agresif yang terjadi-- sekolah melakukan pembiaran-- atas agresivitas yang dilakukan siswa-siswinya.
Mengingat agresivitas di sekolah terjadi tanpa/menghindari sepengetahuan pihak sekolah, maka perilaku agresif akan membesar tanpa sepengetahuan sekolah.
Faktor sekolah lain yang berpengaruh terhadap munculnya agresivitas pelajar adalah faktor kepemimpinan kepala sekolah, karena kepala sekolah adalah orang yang paling bertanggungjawab dalam keseluruhan kegiatan di sekolah.
Kedua, lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah faktor pembentuk utama perilaku agresif, mengingat sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh seorang anak atau remaja adalah di rumah.