Lingkungan sekolah menjadi faktor penyebab perilaku agresif anak-anak dan remaja, ini lima faktor lainnya

photo author
- Rabu, 16 Agustus 2023 | 17:00 WIB
 Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dokumen Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dokumen Pribadi)

Keluarga menjadi bagian penting dalam pembentukan dan perkembangan seorang anak.

Sebagian besar perilaku agresif remaja dikarenakan kurangnya perhatian orangtua. Tidak diragukan lagi, orangtua yang tidak peduli akan pendidikan anak-anaknya akan menyodorkan pribadi-pribadi yang rusak pendidikannya dalam masyarakat.

Baca Juga: Peruntungan horoskop Shio Ayam, Shio Anjing, Shio Babi Kamis 17 Agustus 2023 cobalah untuk bersantai

Ketiga, lingkungan pergaulan. Lingkungan pergaulan antar teman sebaya atau kelompok dengan umur yang relatif sama juga menjadi faktor penting terbentuknya perilaku agresif.

Hal ini terjadi karena sifat-sifat yang melekat pada masa remaja yang ingin dirinya menjadi bagian dari kelompok sebayanya.

Kecenderungan perkembangan pola komunikasi dengan keluarga yang semakin tidak intensif dan dorongan untuk hidup serta memiliki otoritas penuh terhadap dirinya sendiri telah menjadikan seorang remaja memiliki kecenderungan lebih nyaman berkumpul dengan teman sebaya dari pada tetap tinggal di rumah.

Keempat, frustrasi, provokasi, dan imitasi. Frustrasi ialah suatu keadaan, di mana satu kebutuhan tidak bisa terpenuhi dan tujuan tidak bisa tercapai.

Jadi orang mengalami suatu bariere atau halangan dalam usahanya mencapai satu tujuan.

Jika seseorang dalam usaha dan perjuangannya mencapai tujuan/objek terhambat sehingga usahanya gagal, maka dia disebut sebagai orang yang mengalami frustrasi.

Baca Juga: Bakti Sosial HUT ke 75 Polwan, Polwan Polres Sukoharjo Kunjungi Panti Wredha Asih

Di antara reaksi frustrasi negatif atau penyelesaian yang tidak riil dan tidak menguntungkan adalah agresi.

Kelima, faktor lingkungan. Polusi udara, bau busuk dan kebisingan serta kerumunan
(crowding) dilaporkan dapat menimbulkan perilaku agresif, tetapi tidak selalu demikian tergantung dari berbagai faktor lain.

Suhu udara yang tinggi (panas) juga memiliki dampak terhadap tingkah laku sosial berupa peningkatan agresivitas.

Pendapat senada disampaikan oleh Holford yang menyatakan bahwa kekurangan akan ruang akan mudah menimbulkan neurosis, delinkuensi, dan kekerasan

Sementara itu, Lorenz dan Leyhausen berpendapat bahwa agresivitas dan kekerasan disebabkan karena kepadatan penduduk yang tinggi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X