HARIAN MERAPI - Keteladanan Nabi Ibrahim AS sebagai uswatun hasanah, imam dan abul anbiya’.
Setiap bulan Dzulhijjah, yang mana di masyarakat kita sering disebut dengan Bulan Besar, sosok Nabi Ibrahim AS pasti akan kembali menjadi bahan perbincangan yang sangat menarih dan mengagumkan.
Pada bulan Dhulhijjah ini ada dua syariat peribadatan yang tidak terlepas dari sosok mulia nan agung ini, yaitu pelaksanaan Ibadah Haji ke Tanah Suci Makkah Al-Mukarramah dan penyembelihan hewan kurban.
Selain dikenal sebagai salah seorang rasul Ulul Azmi (yang memiliki keteguhan dalam dakwahnya), beliau juga sering disebut sebagai Khalilullah (kekasih Allah) dan Abul Anbiya’ (bapaknya para nabi).
Perjalanan hidup manusia termulia setelah Nabi Muhammad SAW ini adalah sebuah perjalanan peneguhan tauhid. Ketaatan dan keimanan luar biasa yang dihadirkan oleh ayah dari dua nabi dengan dua ibu yang berbeda,
yaitu Nabi Ismail AS (dari ibunda Hajar) dan Nabi Ishaq AS (dari ibunda Sarah) ini adalah sesuatu yang berat ditunaikan oleh manusia pada umumnya.
Sebuah keteladanan yang mesti diserap dalam kehidupan seorang muslim dalam menegakkan agama Allah di muka bumi.
Pengukuhan dan pendeklarasian nabiyullah Ibrahim Alaihis Salam sebagai teladan dan panutan bagi umat manusia dinyatakan di dalam al-Quran setidaknya diungkapan dengan tiga bahasa yang sangat mendalam maknanya; yakni:
Pertama, sebagai uswatun hasanah sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
"Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari pada kamu dan dari pada apa yang kamu sembah selain Allah”. (QS. Al-Mumtahanah, 60:4)
dan juga diulangi lagi pernyataan Allah itu di dalam ayat 6 dalam surat yang sama :
“Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; yaitu bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS. Al-Mumtahanah, 60:6).