KEJAHATAN jalanan atau klitih masih mewarnai situasi kamtibmas di DIY. Baru-baru ini warga di kawasan Siluk Imogiri Bantul mengamankan dua remaja usia belasan tahun yang mondar-mandir mengendarai motor sembari membawa senjata berupa gesper atau ikat pinggang yang sudah dimodifikasi.
Biasanya, dalam beberapa kasus kejahatan jalanan, gesper tersebut digunakan untuk melukai orang.
Saat itu, warga yang kebetulan melihat dua remaja mencurigakan itu berinisiatif mencegat dan menanyainya. Mereka mengaku sedang mencari sasaran, tapi tak jelas siapa sasaran yang hendak dituju.
Baca Juga: Galeno Juara di Kejurnas Panahan 2025, Fondasi Prestasi Meraih Mimpi Tampil di Kejuaraan Dunia
Untuk menghindari aksi main hakim sendiri, warga kemudian menghubungi aparat kepolisian setempat yang langsung menuju lokasi. Kedua remaja itu pun digelandang ke pos kepolisian setempat untuk dibina.
Petugas juga menyita senjata gesper yang mereka bawa, meski belum sempat dipakai. Akhir-akhir ini, jajaran Polres Bantul memang sedang giat merazia remaja yang kedapatan berkeliaran di jalan tanpa tujuan jelas.
Alhasil dua remaja yang berkeliaran di jalan sambil membawa senjata itu berhasil diamankan warga dan polisi. Kolaborasi antara warga dan kepolisian dalam menanggulangi kejahatan jalanan memang layak diapresiasi.
Baca Juga: Cancer menurut ramalan zodiak di tahun 2026, dimulai dengan getaran introspektif yang cukup mendalam
Selain mencegah aksi main hakim sendiri, warga juga berkontribusi mewujudkan situasi kamtibmas yang aman dan terkendali. Penangkapan dua remaja klitih di kawasan Siluk ini sekaligus bisa menjadi contoh penanganan kejahatan jalanan yang tepat tanpa menimbulkan kegaduhan. Namun, apa langkah selanjutnya ?
Kiranya tidaklah cukup bila aparat kepolisian hanya menginterogasi pelaku dan menyita barang yang dijadikan senjata, melainkan juga perlu membina orang tua mereka yang boleh jadi sudah tidak peduli dengan perilaku anaknya.
Orang tua bisa jadi hanya memberi uang saku kepada anak, kemudian tidak memantau perilaku sehari-hari, termasuk di jalan. Pun tidak pernah memantau dengan siapa anaknya bergaul.
Baca Juga: Penataan Alun-Alun Satya Negara Sukoharjo, segera dibangun pujasera
Padahal, kalau mau jujur, justru berawal dari pergaulan inilah karakter anak terbentuk. Kalau bergaul dengan anak klitih, maka yang bersangkutan juga akan tertular klitih, begitu sebaliknya bila bergaul dengan anak yang tekun dan tertib belajar, akan menularkan hal serupa.
Aparat kepolisian hendaknya juga tidak terlalu bersikap lunak terhadap klitih, karena tidak membuat mereka jera. Kalau perlu, bikin mereka menginap di kantor polisi sebagai syok terapi. (Hudono)