Jamaah NgaSSo menyambut penjelasan itu dengan senang. Mereka merasa makin paham bahwa agama tidak memisahkan antara dzikir dan ikhtiar, doa dan usaha, ruh dan gerak hidup. Tafsir ayat 84–86 pun menjadi relevan: hubungan dengan Allah tidak bisa dipisah dari hubungan dengan sesama dan tanggung jawab moral menjalani hidup.
Pengajian sore itu ditutup dengan pesan lembut Ustadz Eko: “Jangan menjadi seperti kaum terdahulu yang pintar berjanji tetapi mudah mengingkari. Perbanyak sholawat, tapi jangan tinggalkan ikhtiar. Keduanya adalah sayap kehidupan.”
Suasana teduh Alamo Homestay menjadi saksi bahwa ilmu, dzikir, dan kebersamaan dapat terus menguatkan masyarakat Nitiprayan di tengah dunia modern yang penuh distraksi. *