cermin

Inilah tantangan pengelola destinasi wisata di DIY

Minggu, 23 November 2025 | 08:30 WIB
Pantai Parangtritis di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (Foto ANTARA/Hery Sidik)

SETIAP liburan, Yogya senantiasa diserbu wisatawan, baik lokal maupun nusantara. Terlebih jelang libur Natal dan Tahun Baru, hampir dipastikan DIY bakal dikunjungi wisatawan. Mereka akan menyerbu destinasi wisata favorit, terutama pantai dan perbukitan.

Berkaitan itulah pengelola destinasi wisata harus siap menyambut mereka dengan bangga dan ramah. Bikin wisatawan betah dan berlama-lama tinggal di Yogya. Bagaimana caranya ?

Bikinlah suasana yang nyaman namun tetap aman. Ini terkadang dilupakan pengelola destinasi wisata. Mereka hanya fokus pada keindahan destinasi namun tidak terlalu mempedulikan aspek keamanan.

Baca Juga: Klarifikasi DPR soal KUHAP Baru Dinilai Terburu-buru, Ferry Irwandi Sarankan Judicial Review ke MK

Sekadar menyebut contoh destinasi wisata Pantai Parangtritis atau lainnya, selalu saja ada korban terseret ombak. Padahal, di area tersebut sudah terpasang jelas papan pengumuman dilarang mandi di laut. Namun, namanya pengunjung ada saja yang nekat mandi di laut hingga berakhir menyedihkan, terseret ombak dan tak kembali.

Jika demikian, lantas apa yang harus dilakukan ? Pemerintah daerah harus berkoordinasi dengan stakeholder untuk bikin cara atau strategi agar wisatawan aman ketika berkunjung. Terhadap wisatawan yang ngeyel, mandi di laut misalnya, kalau perlu diseret keluar. Jauh lebih baik bertindak tegas namun nyawa selamat, ketimbang bertoleransi namun nyawa melayang.

Cara yang bersifat memaksa ini mungkin tidak membuat pengunjung nyaman, tapi itu perlu diterapkan ketika berhubungan dengan bahaya. Mandi di laut jelas membahayakan, sehingga perlu upaya paksa agar wisatawan selamat. Lebih dari itu, pengelola juga harus menyediakan infrastruktur serta mekanisme penanganan darurat ketika terjadi kecelakaan.

Baca Juga: Benang Kusut Tambang Maluku Utara: Tumpang Tindih Izin, Manipulasi Tapal Batas, dan Perang Korporasi

Begitu pula destinasi wisata perbukitan, harus dilengkapi infrastruktur yang aman. Pengelola juga harus update terhadap cuaca.

Ketika cuaca tidak bersahabat, hujan deras misalnya, tentu berpotensi membahayakan keselamatan pengunjung, sehingga perlu diinformasikan kepada wisatawan. Jangan berspekulasi hanya untuk menangguk untung namun nyawa dikorbankan.

Kolaborasi antara pemerintah daerah, pengelola destinasi serta masyarakat sekitar perlu terus dijalin, sehingga ada pemahaman yang sama bahwa keselamatan wisatawan harus menjadi prioritas utama yang tidak bisa dikalahkan oleh kepentingan lain. Kini masyarakat butuh berwisata yang bukan hanya nyaman, namun juga aman, sehingga tidak ada perasaan waswas atau khawatir bakal terkena bencana. (Hudono)

   

Tags

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB