syiar

Makna Sujud: dari Tujuh Titik Fikih hingga Sujud Hati

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 21:50 WIB
Pengajian NgaSSo (Ngaji Sabtu Sore) di Alamo Homestay Nitiprayan, Kasihan, Bantul, Sabtu (4/10/2025), mengangkat tema 'Sujud dalam Shalat: Tinjauan Fikih dan Tasawuf'. (Foto: Dok. Istimewa)
 
HARIAN MERAPI - Pengajian NgaSSo (Ngaji Sabtu Sore) kembali digelar di Alamo Homestay Nitiprayan, Kasihan, Bantul, Sabtu (4/10/2025).
 
Dalam kajian kali ini, Ustadz Ahmad Eko Priyatno, S.Pd.I. menjadi narasumber dengan tema “Sujud dalam Shalat: Tinjauan Fikih dan Tasawuf”, mengacu pada karya ulama besar Hadhramaut, Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad, dalam kitab Ratib al-Haddad.
 
Dalam pemaparannya, Ustadz Eko menjelaskan bahwa menurut hukum fikih, sujud dilakukan dengan tujuh anggota tubuh, yaitu dahi (termasuk hidung), dua telapak tangan, dua lutut, dan ujung jari-jari kedua kaki.
 
Baca Juga: Masyaallah, JNE Berangkatkan Umrah 1.643 Karyawan, Terbesar Sepanjang Sejarah Perusahaan
 
Rasulullah ﷺ bersabda: “Aku diperintahkan untuk sujud di atas tujuh anggota badan...” (HR. Bukhari dan Muslim)
 
Tujuh titik ini, menurut beliau, melambangkan kerendahan jasmani manusia di hadapan Allah. 
 
“Ketika bersujud, seluruh kebesaran diri kita diletakkan di bumi. Itulah makna kehambaan yang sejati,” ujarnya.
 
Baca Juga: Prof Edy Suandi Hamid: Digitalisasi Bukan Opsi, Pendidikan Tinggi Wajib Berubah Cepat
 
Dalam pandangan tasawuf, lanjut Ustadz Eko, sujud tidak hanya dilakukan dengan tubuh, tetapi juga dengan hati.
 
“Kalau secara fikih ada tujuh titik sujud, maka secara hakikat ada delapan titik. Yang kedelapan adalah hati,” katanya.
 
Hati yang ikut sujud berarti jiwa ikut tunduk sepenuhnya kepada Allah. Ia mengutip pesan Imam al-Haddad: “Sujudlah dengan hatimu sebelum dahimu menyentuh tanah.”
 
Baca Juga: Ibadah Jadi Lebih Mudah, Jenama DS Modest Meroket Berkat Perlengkapan Sholat untuk Travel
 
Menurutnya, ketika hati ikut bersujud, shalat bukan lagi sekadar gerak tubuh, melainkan perjalanan batin menuju ketenangan dan kedekatan dengan Sang Pencipta.
 
Suasana diskusi semakin hangat ketika Sri Partini, salah satu jamaah yang aktif hadir setiap pekan, mengajukan pertanyaan: “Bagaimana kalau kita sholat tapi lupa menyatakan niatnya?” 
 
Menanggapi hal itu, Ustadz Eko menjelaskan bahwa niat merupakan rukun shalat yang tempatnya di hati.
 
Baca Juga: Ustaz Khalid Basalamah Paling Tahu Oknum Kemenag yang Terlibat Korupsi Kuota Haji 2025, Begini Kata KPK
 
“Kalau seseorang lupa melafalkan niat tetapi hatinya sadar bahwa ia sedang shalat, maka sholatnya sah. Namun kalau sejak awal tidak ada niat sama sekali, maka harus diulang,” terangnya.
 
Ia menambahkan, bila niat baru terasa hadir di tengah shalat, itu tanda hati mulai hidup. 
 
“Secara fikih, niat memang harus di awal, tapi secara ruhani, kesadaran yang tumbuh di tengah shalat adalah nikmat — tanda Allah sedang membangunkan hati kita,” ujarnya dengan senyum hangat.
 
Baca Juga: Biaya haji 2026 diputuskan pada November, Kemenhaj: Pemerintah berupaya turunkan BPIH
 
Pengajian NgaSSo yang diinisiasi oleh Widodo Brontowiyono ini telah menjadi wadah bertemunya berbagai kalangan, dari dosen, tokoh masyarakat, aktivis kampung dan masyarakat umum.
 
NgaSSo yang telah rutin digelar sejak pertengahan Januari 2023, bukan hanya forum pengajian, tetapi juga menjadi ruang “ngaso” — tempat istirahat batin dari rutinitas sehari-hari, sekaligus ajang mempererat silaturahmi warga Nitiprayan dan sekitarnya.
 
NgaSSo kali ini terasa hangat dan bersahaja. Beberapa jamaah datang lebih awal, menikmati teh hangat, lemper, kue nogosari, dan lumpia yang disuguhkan tuan rumah. Hidangan sederhana itu menjadi ciri khas kebersamaan.
 
Baca Juga: Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Korupsi Dana Hibah Pariwisata
 
Selain memperdalam ilmu agama, kegiatan ini juga menjadi ruang refleksi dan silaturahmi lintas usia.
 
Sore itu, jamaah pulang dengan hati ringan dan wajah teduh — membawa satu kesadaran baru: bahwa sujud sejati bukan hanya menundukkan kepala, tetapi juga menundukkan hati.*

Tags

Terkini

Refleksi NgaSSo: dari Anak Sapi Emas ke Dewa Uang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:52 WIB

Adam Turun ke Bumi, Hukuman atau Rahmat?

Sabtu, 27 September 2025 | 19:35 WIB

Kenapa Sulit Khusyuk dalam Shalat?

Sabtu, 13 September 2025 | 19:05 WIB

Bulan Muharam bulan istimewa bagi umat islam

Rabu, 25 Juni 2025 | 06:56 WIB