Kedua, waktu berlalu dengan sangat cepatnya. Ibnul Qoyyim RA mengatakan bahwa waktu
manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi, penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih.
Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah
waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak. Dari hal ini menunjukkan bahwa orang-orang beriman tidak boleh sia-siakan waktu dan harus selalu mengingat Allah SWT.
Ketiga, kematian lebih layak bagi orang-orang yang menyia-nyiakan waktu. Jika waktu
hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekadar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan (baca: kesia-siaan), maka sungguh kematian lebih layak bagi diri seseorang.
Manfaatkan waktu dengan yang sebaik-baiknya, sehingga kesempatan yang ada tidak hilang begitu saja. Hasan Al-Basri mengatakan wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu.
Bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu, lalu hilanglah seluruh dirimu (baca: mati) sedangkan engkau mengetahuinya. Oleh karena itu, beramallah sebanyak-banyaknya selagi ajal belum menjemput kita. Ingat, ajal akan datang dalam situasi yang seperti apapun.
Keempat, jika tidak tersibukkan dengan kebaikan, pasti akan terjatuh pada perkara yang sia-
sia dan mubadzir. Hidup adalah pilihan; kita akan memilih hidup yang manfaat dengan kegiatan dan aktifitas sesuai dengan kehendak-Nya ataukah hanya sekadar mengikuti saja apa yang menjadi keinginan dirinya.
Orang-orang yang beriman, karena dalam hidup senantiasa mengharap ridha-Nya, maka mereka tidak pernah menyia-nyiakan waktu yang ada. Mereka pergunakan waktunya untuk hal-hal yang positif dan banyak membawa kemanfaatan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
Kelima, belajarlah untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas hidup. Menggunakan waktu untuk belajar hal baru, mengembangkan keterampilan, atau meningkatkan pengetahuan. Menggunakan waktu untuk melakukan kegiatan yang positif dan meningkatkan kualitas
hidup, seperti berolahraga, meditasi, atau membaca.
Keenam, belajarlah untuk membantu orang lain dan membangun hubungan yang baik dengan
mereka. Melakukan kegiatan sukarela atau membantu orang lain dalam kebutuhan mereka
Membangun hubungan: Menggunakan waktu untuk membangun dan memperkuat hubungan dengan keluarga, teman, atau komunitas.
Dengan belajar menghargai waktu, maka akan terciptalah suatu kedisiplinan dalam kehidupan
seseorang. Disiplin itu sendiri adalah suatu keadaan dimana seseorang taat dan patuh terhadap suatu norma atau nilai-nilai yang terdapat dalam suatu dimensi waktu. Semoga Allah, senantiasa
memudahkan orang-orang beriman selaku hamba-Mu untuk memanfaatkan waktu ini dengan sebaik-baiknya dalam ketaatan dan dijauhkan dari kelalaian. Aamiin.*
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Psikologi Pendidikan FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta