BERHATI-HATILAH kaum wanita bila menjumpai penjahat seperti ini. Berlagak sok akrab, ujung-ujungnya ngembat barang milik korban. Ini pula yang dialami seorang mahasiswi asal Ponorogo Jawa Timur, APW. Ia mengira laki-laki yang bersamanya di sebuah kafe Jalan Tamansiswa, RA, adalah orang baik.
Singkat cerita, mereka berdua ngobrol di lantai dua kafe. Kemudian RA, buru-buru pamit turun hendak melapor ke petugas kafe lantaran kursinya patah. APW pun curiga setelah menunggu hingga 30 menit RA tak juga kembali.
Selanjutnya APW turun ke lantai satu dan tidak mendapati RA berikut motor miliknya. Barulah ia tersadar motornya telah dibawa kabur RA. Kasus tersebut kemudian dilaporkan ke polisi.
Dua bulan setelah kejadian, polisi berhasil membekuk pelaku di Cirebon. RA pun mengakui terus terang perbuatannya, bahkan ia telah melakukan hal serupa hingga lima kali. Mengapa korban begitu percaya pada RA ? Entahlah, mungkin karena penampilannya meyakinkan dan sok akrab, sehingga korban tidak sadar masuk jebakan.
Kasus tersebut menjadi pelajaran berharga, terutama kalangan perempuan untuk tidak gampang percaya kepada laki-laki yang belum dikenalnya. Sebenarnya, modus yang dilancarkan RA sangat sederhana, yakni menggasak barang saat korbannya lengah. Modusnya bisa macam-macam, misalnya mau beli rokok, ke toilet atau lainnya. Intinya menghindari korban.
Setelah itu baru membawa kabur motor korban. Hal ini dapat diantisipasi bila korbannya kritis, tidak gampang percaya pada omongan orang yang baru dikenalnya. Dalam kasus di atas, diduga APW sudah menaruh simpati pada RA, sehingga tidak curiga ketika yang bersangkutan hendak turun ke lantai satu, yang tak tahunya malah membawa kabur motor korban.
Baca Juga: Inilah terapi untuk identifikasi terjadinya gangguan gelombang otak
Dalam kasus tersebut pihak kafe tentu tak dapat disalahkan, karena peristiwa tersebut di luar kekuasaan pihak kafe. Apalagi pihak kafe tak bisa mencampuri urusan pribadi pengunjung.
Misalnya pengunjung yang datang berdua di tempat itu, tentu akan dipersilakan, tanpa mau tahu bahwa seorang di antaranya adalah penjahat. Kafe tidak mampu mendeteksi mana pengunjung jahat dan tidak.
Akhirnya pengamanan mutlak ada pada diri pengunjung sendiri. Agar tidak menjadi korban, resepnya sangat sederhana, jangan gampang percaya pada orang yang baru dikenal.
Baca Juga: Inilah ajaran Islam tentang pentingnya menjaga kesehatan, simak nasihat Menag
Selain itu, selalu meningkatkan kewaspadaan ketika mengalami hal ganjil, misalnya tiba-tiba lawan bicaranya pamit hanya untuk lapor kursinya patah seperti kasus di atas. (Hudono)