AKSI penjahat pecah kaca mobil kambuh lagi. Kali ini terjadi di Kulon Progo. Mobil milik PR (38), warga Moyudan Sleman mengalami pecah kaca ketika dibawa HH (40) warga Temon untuk main badminton di GOR Arjuna, Toyan Wates.
Saat itu mobil diparkir di kawasan tersebut, kemudian ditinggal main badminton. Usai badminton, HH mendapati kaca mobil bagian tengah sudah pecah. Ketika diperiksa tas berisi selimut bayi raib, kerugian sekitar Rp 2 juta.
Peristiwa itu terjadi pada minggu pekan lalu. Kasus tersebut telah dilaporkan ke Polres Kulon Progo. Aksi pecah kaca mobil acap terjadi ketika kendaraan diparkir di tempat yang relatif sepi. Ada dua kemungkinan, pelaku sudah survei terlebih dulu atau hanya spontan dan spekulasi. Biasanya, pelaku sudah mengintip barang apa saja yang ada di dalam mobil. Sehingga, begitu pecah kaca mobil, objek langsung diambil.
Lantas, bagaimana mengantisipasi kejadian tersebut ? Tentu masyarakat pemilik mobil harus waspada, jangan meninggalkan barang berharga di dalam mobil. Dalam kasus di atas, boleh jadi pelaku tidak mengira barang yang diambil adalah selimut bayi, karena berada di dalam tas. Meski demikian, selimut bayi yang digasak tergolong mahal. Setidak-tidaknya pemilik mobil mengalami kerugian karena kaca mobil yang harganya relatif mahal dipecah.
Ada beberapa pemilik mobil yang memasang alarm ketika pintu mobil atau kaca dibuka paksa. Ini juga cukup efektif karena akan membuat pelaku panik dan kabur. Namun, namanya penjahat terkadang sudah mengantisipasi agar perbuatannya tidak ketahuan. Nampaknya mereka telah belajar dari pengalaman.
Masyarakat hendaknya memarkir mobil di tempat yang aman dan terpantau kamera CCTV. Sebab, kalau ada penjahat berulah, termasuk pecah kaca mobil akan mudah terpantau. Dalam kasus di atas, penjahat mungkin sudah berhitung ketika mobil ditinggal badminton, pasti waktunya cukup lama, sehingga memudahkan pelaku dalam beraksi.
Baca Juga: Keberadaan Situs Sumberbeji di Jombang diperkirakan dibangun pada zaman Raja Airlangga
Modus pecah kaca mobil umumnya bermotif ekonomi, yakni memudahkan pelaku untuk mencuri atau mengambil barang berharga. Bahwa kemudian barang yang diambil ternyata tidak berharga, mungkin pelaku lagi apes, namun tetap menimbulkan kerugian bagi pemilik mobil lantaran kacanya telah pecah. Jadi, pengamanan diri tetap diperlukan agar mobil tidak gampang disatroni penjahat. (Hudono)