HARIAN MERAPI - Sinergisitas Catur Pusat Pendidikan sangat penting untuk mewujudkan Generasi Emas 2045. Dengan sinergisitas Catur Pusat Pendidikan, bangsa Indonesia dapat mewujudkan Generasi Emas 2045 yang berkarakter, cerdas, dan berakhlak mulia.
Dengan kerja sama yang baik antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan media, kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang berkarakter dan berprestasi.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah meluncurkan Buku Panduan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat untuk mendukung hal ini.
Generasi Emas 2045 adalah wacana dan gagasan dalam rangka mempersiapkan para generasi
muda Indonesia yang berkualitas, berkompeten, dan berdaya saing tinggi. Generasi yang cerdas dan mau menerima perubahan harus diupayakan sejak dini menuju impian Indonesia menjadi Generasi Emas 2045,
yakni: memiliki kecerdasan yang komprehensif, yakni produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosialnya, dan berkarakter yang kuat, sehat, menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan berperadaban unggul.
Agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan harapan capaian
Genertasi Emas 2045 sebagaimana di atas, maka orang tua di rumah dan guru di sekolah/madrasah harus memperhatikan empat lingkungan pendidikan anak yang sangat berpengaruh bagi mereka di dalam perkembangan dan pertumbuhannya; yakni:
Pertama, lingkungan keluarga. Melalui keluarga, anak akan belajar memperhatikan sikap-sikap orang tua dalam beribadah, sopan santun (Jawa:unggah ungguh), penghormatan kepada orang
lain, keramahtamahan serta sikap terhadap pendidikan anak.
Baca Juga: Produk Indonesia Diminati Negara-negara ASEAN, Ninja Xpress Dorong UKM Akselerasi Ekspor
Orang tua dan guru yang menghendaki anak dan remaja memiliki sikap serta motivas belajar yang tinggi harus memperlihatkan contoh atau keteladanan dan dorongan ke arah yang diinginkan.
Sikap dan gaya kepemimpinan orang tua dalam keluarga akan memberikan kemungkinan yang sangat besar terhadap sukses atau gagalnya usaha seorang anak dalam membentuk pribadinya yang unggul dan berkualitas.
Kedua, lingkungan sekolah/madrasah. Di sekolah/madrasah, yang berperan penting dalam
pembentukan kepribadian anak adalah karakteristik anak itu sendiri, teman sebaya (peer-group), pendidik dan tenaga kependidikan, interaksi dan metode pembelajaran yang diterapkan serta fasilitas pembelajaran yang tersedia.
Sebagaimana diketahui tugas guru (pendidik) di sekolah di samping sebagai penyampai ilmu pengetahuan (transmitter of knowledge) juga sebagai pengelola pembelajaran (director of learnng) yang juga berperan untuk membentuk pribadi anak.
Baca Juga: Cinta kepada Allah SWT kunci mencapai ketenangan hati dan kebahagiaan hidup
Ketiga, lingkungan masyarakat. Masyarakat dapat diartikan sebagai suatu tatanan sosial
dengan tata nilai dan budaya tertentu. Dalam pengertian yang seperti ini, masyarakat adalah wadah dan wahana pendidikan. Manusia selalu berada dalam antar hubungan dan antar aksi dalam masyarakatnya.