Pertama, Allah menciptakan di antara suami-istri perasaan cinta dan kasih sayang agar
mendatangkan ketenangan dan ketenteraman hati. Firman Allah SWT: “Di antara tanda-tanda
(kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum; 30:21).
Kedua, di akhirat nanti orang-orang yang beriman akan mendapatkan pasangan abadi yang
disucikan. Firman Allah SWT: “Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Setiap kali diberi rezeki buah-buahan darinya, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami sebelumnya.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang disucikan. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah; 2:25).
Ketiga, salah satu hikmah yang dapat diambil dari dijadikannya manusia berpasang-pasangan
agar mereka semakin mengingat kebesaran-Nya dan menyadari keagungan-Nya. Dengan cara yang seperti itulah seseorang akan semakin bersyukur kepada-Nya.
Apapun yang Allah berikan kepada seseorang adalah sesuatu yang sangat bermanfaat bagi manusia. Firman Allah SWT: “Segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah).” (QS. Adz-Dzariyat; 51:49).
Keempat, Firman Allah SWT: “Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya
berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (QS. Yasin; 36:36).
Menurut Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, Allah adalah Dzat yang menciptakan beraneka ragam jenis sesuatu yang berbeda-beda yang ditumbuhkan kan oleh bumi berupa tanaman dan pohon-pohonan.
Dia juga menciptakan pasangan dari diri mereka yaitu golongan laki-laki dan perempuan dari anak cucu Adam dan setiap sesuatu dari berbagai jenis makhluk yang mengagumkan serta ciptaan di daratan maupun lautan, serta di langit maupun di bumi.
Kelima, cinta sejati selalu berhubungan dengan Sang Maha Pencipta. Ketika disebut nama-
Nya hatinya akan semakin takut tetapi senantiasa berusaha mendekati-Nya. Mereka senantiasa
bertawakal kepada-Nya.
Firman Allah SWT: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah mereka yang jika disebut nama Allah, gemetar hatinya dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakal.” (QS. Al-Anfal; 8:2). *
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Psikologi Pendidikan FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasihat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Daerah Istimewa Yogyakarta,
Dewan Pakar BP4 Kota Yogyakarta