syiar

Larangan bersuara lebih keras dari Rasulullah, resikonya pahala terhapus

Sabtu, 5 Juli 2025 | 08:20 WIB
Ilustrasi bicar sopan (urbanjabar.com)

Bersuara keras yang mengandung makna tidak mengagungkan Nabi Muhammad SAW dapat mengantar kepada kebersihan hati.

Dan ini sedikit demi sedikit bertambah dan bertambah sehingga dapat mengakibatkan lunturnya aqidah yang pada gilirannya menghapuskan amal.

Dengan kata lain, mengabaikan tuntunan ini sedikit demi sedikit mengandung kebiasaan lalu meningkat kepada mempersamakan Nabi Muhammad SAW dengan manusia biasa.

Dan ini meningkat lagi kepada mengkritik pribadi beliau yang akhirnya melecehkannya dengan pelecehan yang mengakibatkan kekufuran dan terhapusnya amal.

Peningkatan itu terjadi sedikit demi sedikit tanpa disadari oleh seseorang dan karena itu Al Hujurat ayat 2 di atas menyatakan supaya tidak hapus amal-amal kamu sedangkan kamu tidak menyadari.

makna lain yang disampaikan adalah yang jelas tidaklah wajar seseorang mengeraskan suara di hadapan nabi baik saat beliau hidup maupun setelah berpulangnya beliau ke Rahmatullah.

Ini karena pada hakikatnya beliau hingga kini memiliki kualitas melebihi kehidupan para syuhada karena itu Sayyidina Umar pernah mengecam 2 orang dari luar kota madinah yang bertengkar di hadapan kuburan Rasulullah di Madinah dan mengatakan kepada keduanya bahwa seandainya kalian penduduk Madinah yang mengetahui persis bagaimana kewajiban bersopan santun di hadapan makam nabi maka pastilah kamu berdua telah ku pukul dengan pukulan yang menyakitkan. *

 

Halaman:

Tags

Terkini

Refleksi NgaSSo: dari Anak Sapi Emas ke Dewa Uang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:52 WIB

Adam Turun ke Bumi, Hukuman atau Rahmat?

Sabtu, 27 September 2025 | 19:35 WIB

Kenapa Sulit Khusyuk dalam Shalat?

Sabtu, 13 September 2025 | 19:05 WIB

Bulan Muharam bulan istimewa bagi umat islam

Rabu, 25 Juni 2025 | 06:56 WIB