HARIAN MERAPI - Allah memerintahkan manusia untuk meninggalkan kejahatan. Sebab kejahatan itu menjadi sumber dari malapetaka, yang membuat manusia tidak nyaman hidup di bumi.
Kejahatan ini membuat kerusakkan di bumi, baik kerusakkan alam semesta dan kerusakan tata sosial.
Bagi manusia yang berbuat kejahatan, untuk bertaubat tidak mengulang perbuatan kembali. Allah menerima taubat orang yang bersungguh-sungguh. Mengampuni dosa-dosa atas perbuatan jahat yang dilakukan.
Lantas apa cara untuk meninggalkan kejahatan ini.
Ada 4 cara untuk meninggalkan kejahatan.
1. Menjaga ihsan atau kesucian farji.
Dimengerti bahwa menjaga kesucian diri, kesucian farji berkaitan dengan kemampuan kembang biak laki-laki dan perempuan.
Laki-laki dan perempuan harus mencegah dirinya dari ketidaksucian dengan cara menghindari perbuatan zina maupun perbuatan yang mendekati itu yang dapat mengakibatkan kehinaan dan laknat di dunia ini serta azab akhirat di alam nanti bagi mereka berdua.
Lima cara untuk memelihara kesucian diri ini yakni, mencegah mata dari memandang kepada yang bukan muhrim. Mencegah telinga dari mendengar suara-suara yang bukan muhrim. Tidak mendengarkan cerita-cerita tentang bukan muhrim. Mencegah diri dari segala acara yang dikhawatirkan dapat menimbulkan perbuatan buruk tersebut. Dan Jika tidak menikah hendaknya berpuasa dan sebagainya.
2. Untuk meninggalkan kejahatan adalah dengan amanah, dapat dipercaya dan diyaanah, jujur.
Maksud dari ini yakni tidak suka merugikan orang lain, dengan jalan merampas harta benda orang lain secara licik dan dengan niat jahat.
Amanah dapat diartikan dapat dipercaya, yakni segala sesuatu yang dititipkan dipercayakan, dapat diemban dengan baik sesuai yang ditugaskan sesuai dengan aturan yang ada.