Keempat, pendakwah adalah orang-orang yang berserah diri kepada-Nya. Firman Allah SWT: “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (QS. Al-Fusshilat; 41:33).
Kelima, pendakwah adalah orang-orang yang istiqamah, tidak hanya menuruti hawa nafsu.
Firman Allah SWT: “Karena itu, serulah (mereka untuk beriman) dan beristiqamahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah, “Aku beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amalan kami dan bagi kamu amalan kamu. Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita, dan kepada-Nya lah (kita) kembali.” (QS. Asy-Syura; 42:15).
Keenam, Rasulullah berdakwah untuk golongan jin dan manusia. Firman Allah SWT: “Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Muhammad) serombongan jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur'an, maka ketika mereka menghadiri (pembacaan)nya mereka berkata, “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)!” Maka ketika telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.” (QS. Al-Ahqaf; 46;29).
Ketujuh, peringatan merupakan sesuatu yang penting bagi orang-orang mukmin. Firman Allah SWT: “Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin.” (QS. Adz-Dzariat; 51:55).
Kedelapan, penegasan kembali pentingnya memberi peringatan dalam bertdakwah. Firman Allah SWT: “Maka tetaplah memberi peringatan, karena dengan nikmat Tuhanmu engkau (Muhammad) bukanlah seorang tukang tenung dan bukan pula orang gila.” (QS. Ath-Thur; 52:29).
Kesembilan, dakwah diawali dengan orang-orang dekat (keluarga). Firman Allah SWT: “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya adalah para malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-tahrim; 66:6).
Dengan memiliki kunci-kunci keberhasilan dakwah tersebut, seorang dai dapat meningkatkan efektivitas dakwahnya dan membawa dampak yang positif bagi masyarakatnya. Inshaa Allah! *
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY,
Dewan Pakar BP4 Kota Yogyakarta