HARIN MERAPI - Kunci-kunci keberhasilan dakwah. Dakwah Islamiyah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil manusia untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan akidah, akhlak dan syariat Islam secara sadar dan terencana.
Tujuan utama dakwah adalah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang diridhai oleh Allah SWT, yakni dengan menyampaikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang diridhai Allah SWT sesuai dengan segi atau bidangnya masing-masing.
Prof. Quraish Shihab menjelaskan bahwa kesuksesan sebuah dakwah itu ditandai dengan dua indikator.
Baca Juga: Pembatalan Diskon Tarif Listrik Bukan dari Kementerian ESDM, Begini Respons Jubir Bahlil
Pertama, orang yang mendengarkan bertambah pengetahuannya tentang ajaran aghama Islam setelah mengikuti dakwah tersebut Kedua, bertambah kesadarannya dalam beragama.
Ini artinya ada dua indikator keberhasilan dakwah: pertama, adanya perubahan persepsi, sikap dan tindakan dari mad'u sebagai objek dakwah sesuai tujuan dakwah;
kedua, adanya peningkatan perbaikan kualitas dan kuantitas hidup dan kehidupan dari segi sosial, ekonomi dan budaya.
Dakwah Islamiyah membutuhkan kesabaran dan keistiqamahan. Terkait dengan perintah berdakwah, Al-Quran cukup banyak menyinggung masalah dakwah ini dalam beberapa ayat-ayatnya, di antaranya adalah berikut ini:
Baca Juga: Pejabat tidak kompeten harus disingkirkan, DPR: Jangan jadi beban bagi pemerintah dan rakyat
Pertama, Rasulullah dan para pendakwah adalah hamba Allah yang hanya sebagai penyeru saja. Tidak dapat mendatangkan kemudharatan maupun kemanfaatan.
Firman Allah SWT: “Katakanlah, ' Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudaratan pun kepadamu dan tidak (pula) sesuatu kemanfaatan'.” Yakni, aku hanyalah seorang hamba, aku tidak memiliki kuasa untuk mengatur dan bertindak atas segala sesuatu pun. (QS. Al-Jin; 72:21-22).
Kedua, pendakwah hendaklah menjadi penyeru yang memiliki sifat sabar. Firman Allah SWT: “Dan sungguh telah Kami anugerahkan Kitab (Taurat) kepada Musa, maka janganlah engkau (Muhammad) ragu-ragu untuk menerimanya (Al-Qur’an) dan Kami jadikan Kitab (Taurat) itu sebagai petunjuk bagi Bani Israil. Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Dan mereka itu meyakini ayat-ayat Kami. ”
(QS. As-Sajdah; 32:23-24).
Ketiga, Rasulullah dan pendakwah ummat beliau adalah seorang saksi yang memberi kabar gembira dan pemberi peringatan.
Baca Juga: Niat yang lurus kunci utama menggapai keluarga penuh keberkahan
Firman Allah SWT: “Wahai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah atas izin-Nya dan sebagai cahaya yang menerangi.” (QS. Al-Ahzab; 33:45-46).