mimbar

Syukur nikmat cermin pribadi bahagia

Minggu, 10 November 2024 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Ketua Pusat Studi Kebudayaan Indonesia Pengembangan Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Keagamaan (KIP3MK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Syukur nikmat adalah cermin pribadi bahagia. Semua manusia tentunya ingin memiliki kehidupan yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Sungguh mengherankan urusan seorang mukmin.

Sesungguhnya segala urusannya baginya memberikan kebaikan hal ini tidak dimiliki oleh seorangpun melainkan oleh seorang mukmin. Bila mendapatkan harta atau kesuksesan selalu bersyukur maka jadilah itu kebaikan baginya dan bila mendapatkan kesengsaraan dia selalu bersabar dan itupun menjadikan kebaikan baginya.” (HR. Abu Yahya).

Seorang muslim telah diajari untuk meraih kebahagiaan dunia-akhirat, sebagaimana doa
“sapu jagat” yang selalu kita panjatkan: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka”. (QS. Al-Baqarah; 2:201).

Baca Juga: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi lestarikan budaya dengan meggelar Festival Barong Kumbo

Berikut adalah beberapa tips hidup bahagia menurut pandangan Islam : Pertama, selalu bersyukur kepada Allah SWT. Kehidupan di dunia akan jauh terasa lebih bahagia jika kita banyak bersyukur atas apapun yang telah Allah karuniakan kepada kita.

Sebagaimana firman-Nya: ” Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahi; 14:7).

Kedua, memperoleh harta yang halal (al-maalul halal). Kehalalan harta yang didapat juga
akan menentukan kebahagiaan seseorang atau tidak. Ia tidak akan pernah merasa tenang dalam hidup jika harta yang didapat adalah harta haram.

Rasulullah bersabda: “Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan (akan merusak agama) kalian, akan tetapi yang aku takutkan bagi kalian adalah jika (perhiasan) dunia dibentangkan (dijadikan berlimpah) bagi kalian sebagaimana (perhiasan) dunia dibentangkan bagi umat (terdahulu) sebelum kalian. Maka kalian pun berlomba-lomba mengejar dunia sebagaimana mereka berlomba-lomba mengejarnya, sehingga (akibatnya) dunia (harta) itu membinasakan kalian sebagaimana dunia membinasakan mereka”. (HR. Bukhari Muslim).

Baca Juga: Guna wujudkan Swasembada Nasional, petani Kabupaten Sukoharjo minta perbaikan infrastruktur pertanian

Ketiga, sering bersedekah. Dengan bersedekah, maka hidup kita akan jauh lebih berkah dan
lapang. Sebagaimana janji Allah SWT: “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah,
pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”. (QS. Al-Baqarah, 2:245).

Keempat, berbaik sangka (khusnudzan) kepada Allah SWT. Ada banyak keutamaan berbaik
sangka kepada Allah, salah satunya adalah mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup.

Dari Anas RA. sesungguhnya Nabi saw. masuk untuk menemui seorang pemuda yang sedang
sakaratul maut, maka Rasulullah SAW bersabda: Bagaimana keadaanmu? Pemuda itu berkata, “Ya Rasulullah SAW! aku mengharapkan rahmat Allah dan aku sangat takut akan dosa-dosaku.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah takut dan raja’ berkumpul dalam hati seorang
hamba dalam keadaan seperti ini kecuali Allah akan memberikan kepadanya apa-apa yang diharapkannya, dan akan memberikan keamanan kepadanya dari perkara yang ditakutinya.” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Baca Juga: Begini langkah KemenPPPA lindungi anak dari judi online

Kelima, bersikap ikhlas. Firman Allah SWT: ”Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: “Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah,” (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).” ( QS. At-Taubah; 9:59).

Halaman:

Tags

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB