HARIAN MERAPI - Nilai-nilai tanggung jawab merupakan kebutuhan internal anak-anak semenjak usia dini dan mereka juga berhak untuk memperoleh pendidikan yang baik, terutama pendidikan karakter dan religiusitas (keagamaan).
Orang tua berkewajiban memberikan pendidikan yang sebaik-baiknya, terutama pendidikan karakter agar anak-anak ketika mencapai kedewasaannya memiliki fondasi moral dan agama yang tangguh dan komprehensif.
Penanaman nilai-nilai tanggung jawab sejak dini dipandang sebagai upaya untuk mengubah tingkah laku anak dengan menggunakan bahan atau materi yang terkandung di dalam ajaran agama dan norma-norma hidup yang lain.
Baca Juga: Kurangi penggangguran di Gunungkidul, Pemkab gelar Bursa Kerja 2024 pada 14-15 Agustus
Para ahli pendidikan menjabarkan ada enam strategi di dalam melalukan internalisasi nilai-
nilai tanggung jawab dalam rangka membantuk karakter anak; yakni:
Pertama, keteladanan. Keteladanan memiliki nilai yang sangat penting dalam pendidikan
nilai-nilai tanggung jawab. Memperkenalkan peri laku yang baik melalui keteladanan sama halnya
dengan memahami sistem nilai dalam bentuk yang nyata.
Strategi dengan keteladanan adalah internalisasi nilai-nilai tanggung jawab dengan memberikan contoh kongkrit kepada anak-anak yang sedang berkembang menuju kedewasaannya.
Kedua, pembiasaan. Pembiasaan adalah perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang
sehingga menjadi mudah untuk dikerjakan.
Baca Juga: Selebgram Cut Intan Nabila akan diberi 'trauma healing' setelah alami KDRT oleh suaminya
Mendidik dengan strategi pengulangan dan pembiasaan adalah mendidik dengan cara memberikan latihan-latihan dan membiasakan untuk dilakukan setiap hari.
Apabila anak didik dibiasakan untuk memiliki karakter yang mulia sejak usia dini semisal tanggung jawab, maka karakter yang baik itu akan mempribadi daklam arti akan dimilikinya secara
lebih kuat dan relatif permanen.
Ketiga, ibrah dan amtsal. Yang dimaksud dengan ibrah (mengambil pelajaran) dan amtsal
(perumpamaan) adalah mengambil pelajaran dari beberapa kisah teladan, fenomena, peristiwa-
peristiwa yang terjadi baik kejadian di masa lampau maupun masa kini.
Dari sini diharapkan anak akan dapat mengambil hikmah yang terjadi dalam suatu peristiwa, baik peristiwa yang berupa musibah maupun pengalaman-pengalaman hidup yang lain.
Baca Juga: Pencipta Shalawat Badar Terima Anugerah Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden
Keempat, pemberian nasihat (mauidhah). Yang dimaksud dengan mauidhah adalah pemberian
peringatan atas kebaikan dan kebenaran dengan jalan apa saja yang dapat menyentuh hati dan
membangkitkannya untuk mengamalkan kebaikan yang diyakininya itu.