mimbar

Tahun Baru Hijriyah untuk muhasabah diri menuju pribadi takwa

Selasa, 9 Juli 2024 | 17:00 WIB
Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si, Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Senat STPI Bina Insan Mulia Yogyakarta (Dok. Pribadi)

Kedua, percaya kepada adanya kebenaran. Orang-orang yang beriman itu mengambil
kekuatan dari kebenaran yang diyakininya sebagai buah keimanan yang ada pada dirinya. Dia bekerja bukan untuk melampiaskan dorongan nafsu, kepentingan pribadi, dan juga bukan untuk
mempertahankan gengsi atau harga diri.

Firman Allah SWT: “Dan katakanlah : “Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap. Sesungguhnya yang bathil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”. (QS. Al-Isra’; 17:81).

Ketiga, percaya kepada kehidupan yang kekal di akhirat. Dalam pandangan orang-orang
beriman, kehidupan bukanlah sekadar kehidupan sekarang di dunia yang fana ini, melainkan ada kehidupan lain yang hakiki dan penuh keabadian di akhirat :

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya”. (QS. Al-Baqarah; 2:154).

Inilah yang mendorong hidupnya untuk senantiasa lebih baik untuk mengejar kebahagiaan sejati di akhirat kelak.

Keempat, percaya kepada qadar. Orang-orang yang beriman memperoleh kekuatan dari
kepercayaannya keapada takdir Allah. Oleh karena itu dia akan berserah diri kepada-Nya atas segala sesuatu yang menimpanya. Dia sangat yakin apapun yang Allah SWT berikan kepadaya adalah sesuatu yang terbaik.

Allah SWT berfirman: “Katakanlah : “Sekali-kali tidaka akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal”. (QS. At-Taubah; 9:51).

Kelima, percaya kepada adanya persaudaraan sesama muslim (ukhuwah islamiyah). Orang-
orang yang beriman memperoleh kekuatan karena mereka merasa bersaudara dengan sesama orang yang beriman, senasib dan sepenanggungan, saling menguatkan untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Allah SWT berfirman : “Sesunguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena
itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan betakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat” . (QS. Al-Hujurat; 49:10).

(Oleh : Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si, Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Senat STPI Bina Insan Mulia Yogyakarta) *

Halaman:

Tags

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB