HARIAN MERAPI - Sedikitnya ada enam ketrampilan sosial yang harus dikembangkan pada anak usia dini; yaitu: Pertama, peer acceptance, merupakan perilaku yang berhubungan dengan penerimaan terhadap teman sebaya (peer group).
Misalnya memberi salam, memberi dan dan meminta informasi, mengajak teman bermain (play group) terlibat dalam suatu aktifitas dan dapat menangkap dengan tepat emosi orang lain.
Egosentris yang melekat pada diri anak usia dini secara bertahap diurai sehingga mereka dapat belajar untuk berempati dengan orang lain. Anak usia dini dibiasakan untuk dapat berbagi dengan orang lain dalam segenap aktifitas dan kegiatan sehari-hari.
Kedua, mengikuti perintah. Keterampilan ini juga akan mengembangkan sikap taat atau patuh
pada sosok otoritas dalam suatu lingkungan, misalnya di sekolah atau di dalam suatu komunitas.
Agar anak bisa tulus dan terampil dalam menaati perintah, Anda bisa membuat strategi saat memberikan perintah kepada anak, yaitu: (a) memberikan beberapa perintah dalam satu kalimat, misalnya: “Nak, Mama minta tolong. Masukkan kaus kakimu ke dalam sepatu, lalu masukkan sepatumu ke dalam rak sepatu, ya.”,
(b) memberikan perintah dengan pertanyaan, misalnya: “Nak! Hal tidak baik apa yang bisa terjadi kalau sepatu dan kaus kakimu berserakan di sana?”
Ketiga, keterampilan berkomunikasi. Keterampilan ini merupakan suatu hal yang diperlukan
untuk menjadi anak yang dapat melakukan sosialisasi dengan baik.
Kemampuan anak usia dini dalam berinteraksi dengan orang lain dapat dilihat dari beberapa bentuk, antara lain: membiasakan diri untuk memiliki pandangan yang responsif, mempertahankan perhatian dalam pembicaraan dan memberikan umpan balik terhadap kawan bicara.
Keempat, perilaku interpersonal, merupakan perilaku menyangkut keterampilan yang
dipergunakan selama melakukan interaksi sosial.
Perilaku sosial yang seperti ini juga sekaligus sebagai keterampilan persahabatan, misalnya: memperkenalkan diri, memberikan bantuan, memberikan serta menerima pujian. Keterampilan yang seperti ini akan terus berkembang dan berlanjut sesuai dengan pertumbukan usia dan jenis kelaminnya.
Kelima, perilaku personal, merupakan keterampilan untuk mengatur diri sendiri dalam
suasana sosial, misalnya: dalam menghadapi gejolak jiwa (stress), memahami perasaan orang lain, mengontrol kemarahan yang sedang dirasakan dan sebagainya.
Baca Juga: Ketua KPU Hasyim Asy'ari dipecat, Megawati Soekarnoputri mengaku pusing melihat perilakunya
Dengan kemampuan ini seorang anak usia dini dapat memperkenalkan kejadian-kejadian yang mungkin akan terjadi dan dampak-dampak sosial perilaku sosial yang dilakukannya.