Keempat, masa remaja sebagai usia bermasalah. Setiap periode perkembangan
mempunyai masalahnya sendiri-sendiri, namun masalah masa remaja sering menjadi
persoalan yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan.
Ketidakmampuan mereka untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut cara yang mereka
yakini, banyak remaja akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai
dengan harapan mereka.
Kelima, masa remaja sebagai masa mencari identitas diri. Pada tahun-tahun awal
masa remaja, penyesuaian diri terhadap kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki
dan perempuan.
Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas
lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti sebelumnya.
Status remaja yang mendua ini menimbulkan suatu dilema yang menyebabkan remaja mengalami “krisis identitas” atau masalah-masalah identitas-ego pada remaja.
Keenam, masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan. Anggapan
stereotip budaya bahwa remaja suka berbuat semaunya sendiri atau “semau gue”, yang
tidak dapat dipercaya dan cenderung berperilaku merusak, menyebabkan orang dewasa
yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja yang takut bertanggung
jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal. (Oleh : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si, Dosen Psikologi Pendidikan FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta) *