Sebagai organisasi tertua dengan anggota terbanyak, PWI ingin agar ketiga calon presiden
untuk menyampaikan secara langsung gagasan-gagasan dan program kerja mereka apabila
kelak terpilih memimpin Republik Indonesia. Sebab sejak masih berstatus bakal calon maupun
setelah ditetapkan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum, kerap pendapat dan gagasan
mereka ditangkap sepotong-sepotong. Berbicara langsung kepada wartawan, maka pemikiran
orisinal dapat dikemukakan terbuka apa adanya, dan media akan menyampaikan informasi itu
ke masyarakat. Hak masyarakat untuk tahu terpenuhi.
Baca Juga: Ramalan cinta zodiak Sagitarius dan Capricorn Minggu 28 Januari 2024 cobalah untuk bersikap positif
Jadi, PWI sebagai organisasi wartawan memfungsikan dirinya sebagai medium. Sekaligus
membantu para juru warta yang ingin tatap muka, bertanya langsung khususnya bagi mereka yang hadir di kantor PWI di Gedung Dewan Pers.
Suasana wawancara cegat yang melibatkan sampai seratusan wartawan di lantai 4 maupan dalam perjalanan Capres naik ke kendaraannya menunjukkan PWI berhasil membantu kerja wartawan, dan secara tidak langsung membantu penyelenggara dan peserta Pemilu.
Kegiatan PWI ini sekaligus menunjukkan ketidak-berpihakan kepada calon. Dalam setiap
kesempatan saya katakan—walau tampaknya klise, tapi ini fakta—ketiga calon dan wakilnya
adalah orang-orang terbaik, yang disokong koalisi partai-partai politik .
Sebelum penetapan masyarakat sempat disuguhi nama-nama yang terlontar, baik untuk siapa capres maupun siapa yang bakal dijodohkan sebagai wakil. Tapi faktanya, mereka yang hadir di PWI bersama wakilnya itu yang akan dicoblos di hari pemungutan suara.
Dengan menghadirkan ketiganya, maka PWI seperti restoran yang menyiapkan hidangan ke
para pemilih, siapa yang dianggap paling baik, silakan dicoblos gambarnya di tempat pemilihan
suara pada 14 Februari nanti.
PWI tidak berpretensi menunjukkan calon ini lebih baik dan diperlakukan lebih istimewa dibanding yang lainnya. Yang saya sampaikan adalah bagi PWI yang utama adalah siapapun yang nanti memimpin Indonesia lima tahun ke depan, dia harus mampu membangun bangsa ini untuk mencapai Indonesia Emas tahun 2045.
***
Seperti di pemilihan umum sebelumnya, PWI selalu berusaha bersikap independen dan para
pengurusnya tidak terlibat dalam politik praktis.
Melalui surat pemberitahuan ke PWI Provinsi diingatkan bahwa para pengurus yang mencalonkan diri ataupun terlibat sebagai tim sukses, diwajibkan mundur dari jabatannya. Kalau dia anggota, dia juga wajib membuat surat cuti, agar tidak membawa-bawa nama PWI. Sejauh pemantauan Pengurus Pusat PWI, ini sudah berjalan baik.
Kalau ada gossip, isyu, seketika dicek ke pengurus di daerah, dan sejauh ini jelas tidak ada pelanggaran Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga PWI.
Tidak seperti organisasi wartawannya, PWI yang keanggotaannya terdapat di 38 provinsi, kerap ingin dimanfaatkan pihak-pihak baik itu di pemilihan umum seperti sekarang ini atau di
pemilihan kepala daerah.
Baca Juga: Gakkumdu Sukoharjo baru menangani satu kasus besar pelanggaran Pemilu 2024, ini kasusnya
Tidak sedikit pula pengurus PWI atau anggota PWI yang sudahmendapatkan “nama” karena kiprahnya di PWI, terpikat juga menjadi calon anggota legislatif.
Inilah yang harus diatur agar tidak menyeret-nyeret PWI, yang membolehkan anggotanya
menjadi anggota partai politik, tetapi diharamkan menjadi pengurus. Itu sebabnya PWI Pusat
berupaya dengan segala kemampuannya agar organisasi ini bebas dari pengaruh manapun dan bekerja hanya untuk kepentingan profesionalisme, serta kepentingan bangsa dan negara.