mimbar

Enam penyebab keretakan keluarga, diantaranya sejarah terbentuknya keluarga

Minggu, 10 September 2023 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M.Si, Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sekretaris Dewan Pendidikan Kota Yogya, Ketua 3 ICMI DIY. (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Setidaknya ada enam penyebab keretakan kekuarga, yang mana salah satunya adalah sejarah terbentuknya keluarga.

Berbagai kasus keretakan rumah tangga semakin hari semakin sering terjadi, hingga menimbulkan opini publik bahwa perceraian itu adalah hal yang normal dan sesuatu yang wajar-wajar saja terjadi dalam dinamika keluarga.

Tetapi apakah kita yang tahu akan kebenaran menyetujui dengan pernyataan ini? Jika kamu salah satu orang yang rindu untuk terjadinya keluarga yang harmonis, setia dan kuat.

Baca Juga: Siapa sosok yang bakal mendampingi Prabowo Subianto sebagai cawapres, masih misterius

Maka ada baiknya kamu mengetahui apa-apa saja faktor penyebab keretakan
yang biasa terjadi di dalam keluarga. Jika kamu sudah mengetahuinya maka kamu bisa menyelamatkan satu keluarga yang sedang diambang kehancuran.

Di dalam kehidupan berkeluarga tidak jarang terjadi peristiwa keretakan hubungan
antar anggota keluarga, baik antara suami istri maupun antara orang tua dengan anak.

Retaknya hubungan keluarga tersebut ada beberapa alternatif penyebabnya, antara lain adalah:

Pertama, sejarah terbentuknya keluarga.Yang dimaksud sejarah terbentuknya keluarga di sini adalah dasar mereka membentuk perkawinan, apakah mereka kawin atas dasar saling mencintai atau atas paksaan dari orang lain (termasuk orang tuanya).

Unsur cinta dalam kehidupan rumah tangga merupakan salah satu syarat yang harus ada sehingga keluarga tersebut akan mengalami kebahagiaan yang benar-benar tidak terpaksa (bukan kebahagiaan semu/kebahagiaan artifisial).

Baca Juga: Disambar petir, seorang meninggal dan dua orang mengalami luka-luka di Nagan Raya, seperti ini kondisinya

Kedua, tidak adanya kepuasan di dalam hubungan seksual antara suami istri. Kepuasan dalam hubungan seksual suami istri adalah merupakan salah satu unsur keluarga sejahtera.

Apabila dalam hubungan seksual ini salah satu pihak suami atau istri tidak mengalami kepuasan, biasanya ada kecenderungan untuk mencari kepuasan seksual tersebut di luar rumah.

Dan kemudian ada kemungkinan terjadinya poligami dan atau perceraian dalam keluarga tersebut. Hal ini bagi istri yang hidupnya sangat menggantungkan diri kepada suami akan merupakan pukulan yang sangat berat dalam hidupnya.

Anakpun akan merasa kehilangan akasih sayang dari orang tuanya.

Ketiga, faktor agama/ideologi dan budaya yang berbeda antar suami dan istri. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan telah menggariskan bahwa pernikahan sah ketika dilakukan oleh orang yang seagama.

Halaman:

Tags

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB