Baca Juga: Efektivitas program ‘Ibu Memanggil' perlu dievaluasi seperti ini
Perbedaan agama/ideologi dan kebudayaan antara suami dan istri sering menyebabkan cekcok dalam rumah tangga.
Suami dan istri saling mempertahankan agama serta kebudayaannya masing-masing, sehingga tidak ada kesesuaian di antara keduanya, kemudian akhirnya suami dan istri mengambil jalan sendiri-sendiri, sehingga mengakibatkan kebingungan bagi si anak.
Keempat, hubungan suami istri yang tidak wajar ditandai oleh sifat egoisme masing-masing. Suami istri yang masih mempertahankan sifat egoismenya, tidak akan mengalami kebahagiaan yang sejati.
Suatu misal status sosial dari keluarga, suami lebih tinggi dari pada keluarga istri, sehingga suami menganggap bahwa istrinya lebih rendah. dari pada dirinya atau pun sebaliknya.
Hal semacam ini akan mempengaruhi pola kehidupan mereka sehari-hari, karena adanya ketidaksejajaran sosial antara suami dan istri yang akan berakibat
juga terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Baca Juga: 4 orang kreator iklan judi online jadi tersangka, ini yang dibongkar Polres Sukabumi
Kelima, tidak adanya saling pengertian antara orang tua dengan anak-anak dalam soal nilai-nilai hidup. Nilai-nilai hidup antara anak dengan orang tua memang berbeda, di sini perlu pengertian di antara keduanya.
Ketidakadanya pengertian orang tua terhadap nilai-nilai anaknya akan menyebabkan anak tidak menyayangi orang tuanya dan merasa tertekan serta
merasa tidak kerasan tinggal di rumah,
sehingga akan mencari ketenangan di luar rumah dengan menggabungkan diri dengan anak-anak yang mempunyai nasib yang sama.
Dengan teman-temannya itulah mereka membentuk grup-grup yang tidak terarah sehingga timbullah apa yang dinamakan masalah kenakalan remaja.
Keenam, faktor kesibukan orang tua di luar rumah. Kesibukan orang tua di luar rumah akan mengurangi perhatian serta kasih sayangnya terhadap anak, karena antara ayah, ibu dan anak jarang sekali bertemu muka sehingga kebutuhan yang bersifat kejiwaan tak akan bisa terpenuhi.
Baca Juga: Kemenangan besar Timnas U-23 atas China Taipei samai rekor kemenangan 22 tahun lalu, ini catatannya
Oleh karena itu, saling belajar menyesuaikan atas pemanfaatan waktu yang ada merupakan sesuatu yang sangat penting.
Dengan demikian keharmonisan hubungan keluarga akan dapat tercipta dalam keluarga dengan baik, dan anak-anak juga merasa senang dan penuh kenyamanan dalam keluarga. (Oleh : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M.Si) *