Sebagai makhluk yang berbudaya, manusia akan hidup bersama orang lain, hidup membina masyarakat, membuat perlengkapan untuk keperluan hidupnya, dan sebagainya.
Hidayah adyan adalah hidayah yang bersumber dari agama, yang telah dibawa oleh para nabi dan rasul Allah dan mereka ini diberi tugas utama untuk memberi petunjuk melalui Kitab Suci-Nya kepada manusia supaya hidup di jalan yang lurus.
Baca Juga: Mengenal 'Mbah Dirjo' gerakan mengurangi sampah ala Jogja
Firman Allah SWT: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)’. (QS. Al-Baqarah; 2:285).
Dengan hidayah yang keempat ini Allah SWT berkenan menurunkan kebenaran dan kebenaran asasi, kebenaran wahyu untuk mencapai hasrat cintanya kepada Sang Maha Pencipta Allah SWT, kebahagiaan sejati, dan kebahagiaan yang hakiki.
Hidup manusia akan mencapai kebahagiaan yang hakiki kalau mereka mampu ber-Islam secara kaffah, yakni meng-Islamkan seluruh aspek kehidupannya.
Agama Islam mewajibkan setelah seseorang memilih Islam sebagai agamanya, maka orang yang bersangkutan telah berkewajiban untuk melaksanakan ajaran
agama yang dipilihnya secara sempurna. (QS Al-Baqarah; 2:208).
Di samping hidayah agama (adyan) sebagai hidayah Allah tingkat keempat, masih ada hidayah Allah yang lainnya sebagai hidayah tingkat kelima, yaitu hidayah a-taufiqi atau hidayah al-ma’unnah.
Hidayah al-ma’unnah ini semata-mata monopoli Allah SWT. Nabi sekalipun tidak berkompeten untuk memberi hidayah tingkat tertinggi ini.
Baca Juga: Bayar Pajak Kendaraan Bermotor Melalui Samsat Budiman Lebih Hemat dan Efisien, Ini Alasannya
Allah lah yang berkenan menganugerahkan hidayah al-ma’unnah ini kepada siapapun yang dikehendaki-Nya, sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. (QS. Al-Qhasas; 28:56).
Karena hidayah tertinggi ini mutlak milik Allah SWT, marilah setiap waktu tidak henti-hentinya berdoa agar dapat selalu hidup di atas jalan yang lurus (shiratal mustaqim), yang akan membawa kita kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. InsyaAllah! *