HARIAN MERAPI - Ada lima penyebab kufur nikmat, yang mana salah satunya adalah karena memakan rezeki haram
Setiap anugerah dan rezeki yang didapatkan manusia harus selalu disyukuri. Manusia
memang berusaha sekuat tenaga untuk meraih harta dan kenikmatan lain, tetapi segala nikmat tidak luput dari kuasa-Nya.
Karena itulah, ketika nikmat berlimpah, seorang hamba tidak boleh terlena dan menyebabkan kesombongan diri tanpa bersyukur. Kelalaian untuk bersyukur merupakan salah satu perilaku yang sangat dibenci oleh Allah.
Baca Juga: Meriahkan Sukoharjo Expo 2023, ratusan anak TK ikut lomba mewarnai. Begini suasananya
Bahkan perilaku tersebut dikategorikan sebagai pengingkaran atau disebut kufur nikmat.
Allah SWT memperingatkan secara tegas perilaku kufur nikmat itu dalam firman-Nya:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim, 14:7).
Ayat ini selain sebuah dorongan untuk selalu bersyukur, juga sebagai peringatan bagi manusia untuk tidak jatuh dalam kufur nikmat. Seorang yang terjerat kufur nikmat akan senantiasa merasa kurang atas apapun yang dianugerahkan Allah SWT kepadanya.
Mereka akan terjerumus kepada kesyirikan dan selalu berbuat maksiat.
Di antara penyebab orang sulit bersyukur atau terjerembab ke dalam pusaran kufur nikmat
adalah :
Pertama, memakan rezeki haram. Ketika hati ini sulit untuk bersyukur, perlu dicek; apakah
ada sumber nafkah atau bahkan asupan yang haram masuk ke dalam tubuh kita?
Baca Juga: Heboh kebocoran data jutaan paspor, BSSN : Sedang dilakukan validasi
Sudahkah kita yakin bahwa apa yang kita peroleh berasal dari sesuatu yang halal dan apa yang masuk ke dalam tubuh juga sesuatu yang halal?
Jangan anggap remeh persoalan ini. Karena halal atau haramnya apa yang masuk
ke dalam tubuh kita dapat berpengaruh terhadap perilaku kita sehari-hari.
Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al-Baqarah, 2:172).
Kedua, tidak menghargai nikmat Allah, merasa semua yang dimiliki memang sudah
semestinya. Ada orang yang berfikir bahwa rezekinya itu diperoleh karena usahanya sendiri saja, tidak ada campur tangan Allah.