HARIAN MERAPI - Tasamuh diartikan sebagai tenggang rasa atau dalam istilah yang agak keren disebut toleransi.
Ada empat prinsip tasamuh atau tolernsi dalam Islam, di antaranya adalah tidak ada paksaan dalam beragama.
Kata toleransi sendiri juga mempunyai banyak pemahaman. Bisa toleransi itu sendiri, tenggang rasa, lapang dada, dan bermurah hati.
Baca Juga: Berdalih 'test ride' RX King, malah dibawa kabur. Ditangkap polisi deh!
Inti dari tasamuh atau toleransi ini sebenarnya adalah mempertahankan pendirian pribadi tetapi tetap bersedia menerima pendapat orang lain yang menyangkut di dalam banyak bidang kehidupan; agama, kebudayaan, kondisi sosial, kebangsaan dan kemasyarakatan.
Jika dalam sebuah negara yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras, budaya, ditambah lagi bahasa sebagaimana Indonesia, tentu sangatlah dibutuhkan sikap tasamuh atau toleransi tersebut.
Sikap tasamuh ini juga mengajari kita tentang toleransi antar umat beragama. Sehingga sebagai manusia yang juga diberikan jiwa sosial, pastilah akan saling membantu satu sama lain, tanpa memandang suku, agama, ras, dan kebudayaannya.
Sebagai seorang muslim, perlu memahami prinsip-prinsip tasamuh dalam agama Islam, antara lain:
Pertama, Islam adalah agama rahmat bagi penghuni alam seluruhnya. (QS. Al-Anbiya’, 21:107).
Muhammad SAW diutus sebagai rahmat, karenanya Islam mewajibkan penganutnya hidup damai dan berbuat baik kepada para penganut agama-agama lain, bahkan juga kepada mereka yang tidak menganut agama apapun memberikan kesempatan kepada mereka untuk menjalankan agamnya dengan aman selagi mereka tidak memusuhi Islam, umatnya dan ajarannya. (QS. Al-Mumtahanah, 60:8-9).
Kedua, Agama Islam mewajibkan umatnya untuk mendakwahkan (memperkenalkan) Islam kepada siapa saja dengan cara yang baik, sehingga mereka bisa paham dengan apa yang dibawa oleh Islam itu. (QS. Ali Imran, 3:104; dan QS. An-Nahl, 16: 125; 34: 28).
Ketiga, Al-Qur’an melarang pemaksaan kepada siapapun untuk memeluk agama (QS. Al-Baqarah, 2:256). Manusia diberi kebebasan sepenuhnya untuk menentukan sendiri pilihan, apakah menerima kebenaran Islam atau menolaknya. (QS. Al-Kahfi, 18:29).
Adapun kemudian ada yang mendlalimi (merusak dan memerangi) Islam dan ummatnya, Islam memperbolehkan membalasnya dengan tidak berlebihan (QS. An-Nahl, 16:125; QS. Al-Baqarah, 2:190; dan QS. Al-Haj, 22:39-40).
Baca Juga: Kota Lama Semarang, tempat wisata favorit di Jateng. Ada apa saja di sana?