Keempat, tidak bersyukur. Manusia seringkali merasa dirinya kuat, hebat, perkasa dan besar, sehingga tidak memerlukan pertolongan ataupun petunjuk dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Baca Juga: Mengenal perayaan 'Seba Badui' yang digelar 27-30 April 2023 di Pendopo Kabupaten Lebak
Kekayaan yang dimiliki diakuinya sebagai hasil dari keringatnya sendiri. Kesuksesan dalam berkarir
dianggapnya sebagai hasil jerih payahnya sendiri. Itulah perwujudan dari sifat sombong manusia yang telah menjadikannya tidak mau bersyukur kepada-Nya.
Orang-orang yang seperti ini berarti telah mengingkari akan nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mereka ini disebut sebagai orang yang ingkar, yaitu ingkar nikmat.
Lebih dari itu, ingkar nikmat ini dapat mengarah kepada pengingkaran terhadap adanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahm, 14:7).
Kelima, mudah putus asa. Sifat mudah berputus asa mengakibatkan manusia selalu menderita, sengsara dan gelisah.
Baca Juga: Kabar gembira, waktu tempuh arus mudik tahun ini alami penurunan, ini sebabnya
Ketika mengerjakan sesuatu senang menunda-nunda sehingga menumpuk pekerjaannya.
Ketika seorang pelajar/mahasiswa mengalami kegagalan dalam menempuh ujian dia langsung hilang semangat lagi berputus asa.
Seorang pedagang yang mengalami kerugian sekali saja, langsung merasa bahwa masa depannya akan jatuh, dan akhirnya berputus asa dari rahmat Allah.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: “Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.” (QS. Al-Fussilat, 41:49).
Demikianlah beberapa sifat lemah bawaan manusia yang banyak disebutkan dalam Al-Quran.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyebutnya di dalam Kitab Suci-Nya sebenarnya sebagai peringatan bagi manusia supaya sifat-sifat lemah itu dijauhi atau dicarikan solusi penyelesaiannya.