Syawalan untuk mengurangi sifat lemah bawaan manusia, di antaranya suka membantah dan tidak besyukur

photo author
- Rabu, 26 April 2023 | 17:00 WIB
 Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dokumen Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dokumen Pribadi)

Ternyata manusia tidak sekadar sebagai pembantah, tetapi juga sering melampau batas.

Nafsunya sering tidak terkendali. Ketika kebutuhan makan dan minum sudah dicukupi-Nya, manusia selalu merasa kurang.

Baca Juga: Hati-hati cari jodoh lewat aplikasi online, bisa mengarah prostitusi

Ketika belum memiliki rumah tempat tinggal selalu bermimpi untuk memiliki rumah.

Tetapi setelah terkabul keinginannya, manusia tidak cukup sekadar memiliki satu rumah, ingin dua, tiga dan seterusnya.

Inilah sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah dicapai dan dimilikinya, selalu ingin lebih banyak, lebih baik, lebih indah, lebih kaya dan sebagainya.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: “Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya.” (QS. Yunus, 10:12).

Ketiga, berkeluh kesah lagi kikir. Manusia mempunyai sifat selalu berkeluh kesah dan kikir.

Ketika menderita atau ditimpa bencana, mereka mengadu, berdoa, meminta pertolongan kepada-Nya, beribadah dengan rajin penuh kekhusukan.

Baca Juga: Pemudik asal Bandung tiba-tiba meninggal di perjalanan, polisi bantu evakuasi, ini kondisinya

Dan ketika diberikan kenikmatan mereka tidak bersyukur, tetapi malah merasa kurang banyak.

Ketika dimintai untuk membangun masjid, membantu orang miskin atau berjihad di jalan-Nya, mereka mengatakan tidak punya apa-apa, sehingga tidak bisa membantu.

Padahal dia baru saja mendapatkan keuntungan yang banyak dan datangnya tidak disangka-sangka.

Itulah sifat negarif manusia yang selalu berkeluh kesah lagi kikir, sebagaimana firman-Nya:

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersikap keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. (QS. Al-Ma’arij, 70:19-21).

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Menyongsong ‘Idul Fitri 1444 H

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X