Enam langkah praktis mengendalikan rasa marah, di antaranya dengan mengubah sikap

photo author
- Minggu, 9 April 2023 | 17:10 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dokumen Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dokumen Pribadi)

Mawas diri merupakan langkah penting untuk mengurangi rasa marah.

Keempat, mengatasi timbunan amarah.

Baca Juga: Semarak Ramadhan 1444 H di lokasi kuliner, buka puasa bersama dimeriahkan live music

Ini bisa berarti menghadapi dan berbagi kepedihan dan penderitaan di masa kecil, termasuk yang baru dirasakan, yang diakibatkan oleh orang lain.

Trauma psikologis yang dialami seseorang dalam perjalanan hidupnya akan selalu terbawa dalam perjalanan hidupnya.

Secara perlahan harus dapat mengurai timbunan permasaahan hidup yang pernah dialami yang merupakan sumber munculnya kemarahan.

Kelima, belajar mengekspresikan perasaan tanpa memendam atau melampiaskan.

Artinya kita perlu mengungkapkan apa yang perlu disampaikan secara jelas, yakin, baik dan
positif, tanpa menuduh, mengungkapkan dengan kata “aku”, bukan dengan “kau”.

Tanamkanlah dalam hati bahwa sumber peasaan marah yang ada pada dirimya besumber dari dirinya sendiri, bukan dari orang lain.

Baca Juga: Mencicipi Kue Manco, makanan khas Madiun yang penjualannya meningkat menjelang Lebaran 2023

Keenam, carilah penyaluran bagi energi marah.

Menyalurkan energi untuk melakukan sesuatu yang produktif di lingkungan kerja, rumah, lapangan olahraga, atau suatu ruangan.

Melakukan kegiatan-kegiatan sublimatif yang merupakan penyaluran dari energi marah yang
ada pada dirinya dengan kegiatan-kegiatan yang bisa diterima oleh dirinya, orang lain, dan
masyarakatnya.

Tanamkahlah pada diri sendiri bahwa lepas kendali itu tidaklah baik; hal tersebut tidak “keren” melainkan memalukan.

Kalau seseorang dapat menerima kenyataan bahwa mereka mempunyai pilihan untuk tetap dapat terkendali dan jika mereka bisa menemukan cara aman untuk mengekspresikan kemarahan mereka yang terpendam, maka mereka dapat tetap terlihat “keren” seperti yang mereka idamkan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X