HARIAN MERAPI - Agama Islam mengajarkan jika perasaan kita terluka atau dilukai orang lain, ada tiga cara untuk merespon secara positif; yaitu: (1) menahan marah, (2) memberi maaf, dan (3) membalasnya dengan kebaikan.
Berikut ini adalah enam langkah pratis dalam mengendalikan rasa marah.
Sebagaimana disampaikan John Irvine dalam bukunya yang berjudul A Handbook For Happy Families, A Practical and Fun-Filled Guide To Managing Children,s Behavior, menawarkan langkah-langkah praktis bagi remaja untuk mengatasi rasa marah.
Baca Juga: Tol Jogja-Solo Difungsikan, berikut empat Pospam Lebaran yang disiapkan polres Sukoharjo
Pertama, mengubah sikap. Amarah bisa menjadi dorongan positif kalau ditangani secara sensitif dan asertif; amarah harus ditangani, bukan dipendam atau dilampiaskan.
Harus diingat, kita semuanya mempunyai pilihan ketika sedang marah—terkendali atau lepas kendali, dan tidak ada seorang pun bisa membuat kita lepas kendali kecuali kita membiarkannya terjadi.
Kedua, kendalikan ketakutan. Seringkali amarah yang terpendam merupakan akibat hilangnya rasa percaya diri yang berakar pada ketakutan—takut kehilangan pekerjaan, citra diri, teman, hidup, penghasilan, dan sebagainya.
Takut dengan bayangan dan ketakutan akan kenyataan diri merupakan sumber kemarahan yang sangat potensial.
Dengan memerangi ketakutan tersebut kita biasanya menjadi lebih baik dalam mengendalikan amarah.
Ketiga, hadapi sisi buruk dalam diri sendiri.
Baca Juga: Mulai H-10 Lebaran, kendaraan berat tak boleh mlalui Jalan Tol Trans Sumatra. Kecuali....
Artinya kita harus berani mengakui dan melihat sisi jelek diri sendiri—menerima kelemahan sendiri—tanpa ada perasaan terancam.
Yakinlah bahwa tidak ada orang yang sempurna dalam hidup ini.
Hebat di sisi tertentu, lemah pada sisi yang lain.
Ekselen pada bidang tertentu, berkekurangan pada hal yang lain.