SEORANG pria muda ditemukan tewas tergantung di rumahnya, kawasan Pajangan Bantul Senin pekan lalu. Usianya baru 25 tahun, sehingga masuk kategori relatif muda. Namun mengapa nekat mengakhiri hidup dengan cara sangat tragis ?
Sejauh ini polisi masih menyelidikinya. Diduga ia tewas sudah lebih dari 32 jam, sehingga menimbulkan bau tak sedap.
Bahkan kerabatnya baru mengetahui korban tewas tergantung dalam waktu 32 jam itu. Artinya, memang tidak ada yang mengetahui kapan korban ngendat atau bunuh diri.
Baca Juga: UPN Yogya Dorong KWT Matahari Naik Kelas Lewat Pelatihan Digital dan Pendampingan Izin BPOM
Dalam kasus ini, tidak ada tanda-tanda penganiayaan, sehingga kasusnya ditutup demi hukum. Meski begitu polisi tetap perlu mengetahui latar belakang atau motif bunuh diri. Dugaan sementara, korban mengalami sakit getah bening yang tak kunjung sembuh.
Mengapa nekat mengakhiri hidup, itulah yang sedang diselidiki polisi. Di era maju seperti sekarang ini, kesehatan memang masih menjadi masalah utama negara. Harus diakui, tidak semua orang bisa mengakses pelayanan kesehatan secara layak. Mungkin ini kasuistis, namun paling tidak memberi gambaran bahwa masih ada masalah kesehatan yang belum tertuntaskan.
Bukankah sudah ada program jaminan kesehatan nasional lewat BPJS ? Memang banyak manfaat dari program ini, tapi tidak semua programnya berjalan mulus, termasuk pelayanannya.
Baca Juga: Ini pentingnya memberi protein bervariasi pada anak, simak anjuran ahli gizi
Terkadang masih ditemukan diskriminasi pelayanan terhadap program ini. Meski begitu pemerintah secara bertahap tetap berusaha memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan.
Kita tentu tetap mengapresiasi langkah pemerintah untuk memperbaiki pelayanan kesehatan utamanya kepada masyarakat miskin. Sebab, mereka juga berhak mendapatkan pelayanan kesehatan secara memadai. Di sisi lain, masyarakat juga harus proaktif berpartisipasi menyukseskan program pelayanan kesehatan secara gratis oleh pemerintah.
Sedang soal siapa yang berhak mendapat pelayanan kesehatan secara gratis, harus didasarkan pada data yang valid atau akurat. Jangan sampai orang kaya justru mendapatkan pelayanan kesehatan gratis, sedang si miskin malah terlewatkan. Data base harus terus di-update setiap saat guna mengetahui dinamika perkembangan masyarakat.
Baca Juga: Sebelum berlibur, ini yang perlu dilakukan orang tua pada anaknya agar tak terkena penyakit