Kedua, pengikut Rasulullah Muhammad SAW adalah orang-orang yang beruntung.
Firman Allah SWT: “(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa
baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada
mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan
yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi
mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang beruntung.” (QS. Al-A’raf; 7:157).
Ketiga, pemberi peringatan dan pembawa berita gembira. Firman Allah SWT: “Katakanlah (Muhammad), 'Aku tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Sekiranya aku mengetahui yang gaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa bahaya. Aku hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.'' (QS. Al-A’raf; 7:188).
Keempat, penyantun dan penyayang kepada orang mukmin. Firman Allah SWT:
“Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa
olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)
bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-
Taubah; 9:128).
Kelima, tidak pernah membaca Kitab sebelumnya. Firman Allah SWT: “ Dan engkau (Muhammad) tidak pernah membaca sesuatu kitab sebelum (Al-Qur'an) dan engkau tidak
(pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; sekiranya (engkau pernah membaca dan
menulis), niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya.” (QS. Al-‘Ankabut; 29:48).
Keenam, manusia biasa yang mendapatkan wahyu. Firman Allah SWT: “Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu yang
diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu,
tetaplah (dalam beribadah) dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Celakalah orang-orang yang
mempersekutukan(-Nya).” (QS. Al-Fushshilat; 41:6). *
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Ketua Dewan Penasihat KAHMI Majlis Wilayah DIY