HARIAN MERAPI - Amarah di kalangan remaja adalah perasaan marah atau emosi negatif yang dialami oleh remaja, biasanya sebagai respons terhadap situasi atau kejadian yang tidak diinginkan atau tidak sesuai dengan harapan mereka.
Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk belajar mengelola amarah mereka dengan cara yang efektif, seperti dengan menggunakan teknik relaksasi, mengembangkan kontrol diri, dan mencari dukungan dari orang lain.
Lepas kendali itu tidaklah baik; hal tersebut tidak “keren” melainkan memalukan. Kalau
remaja dapat menerima kenyataan bahwa mereka mempunyai pilihan untuk tetap dapat terkendali dan jika mereka bisa menemukan cara aman untuk mengekspresikan kemarahan mereka yang terpendam, maka mereka dapat tetap terlihat “keren” seperti yang mereka idamkan.
Baca Juga: Program Superkids dan Superpops dialihkan ke GSI Records dan Superkids Records
Amarah memang merupakan bagian dari diri kita, tetapi tragisnya, seringkali konsekuensi dari amarah yang tak tertangani dengan baik itu jauh lebih serius daripada penyebabnya.
Amarah di kalangan remaja dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
1. Tekanan sekolah: Remaja mungkin merasa stres atau marah karena tekanan sekolah, seperti
ujian, tugas, atau harapan orang tua.
2. Masalah keluarga: Remaja mungkin merasa marah karena masalah keluarga, seperti konflik
dengan orang tua atau saudara.
3. Masalah sosial: Remaja mungkin merasa marah karena masalah sosial, seperti bullying,
penolakan, atau kesulitan dalam menjalin hubungan dengan teman.
4. Perubahan hormonal: Remaja mungkin mengalami perubahan hormonal yang dapat
menyebabkan mereka merasa marah atau emosi negatif.
5. Kurangnya kontrol diri: Remaja mungkin tidak memiliki kontrol diri yang cukup untuk
mengelola emosi mereka, sehingga mereka merasa marah atau emosi negatif.
Dampak amarah di kalangan remaja dapat berupa:
1. Konflik dengan orang lain: Remaja yang marah mungkin mengalami konflik dengan orang
lain, seperti teman, keluarga, atau guru.
2. Kerusakan hubungan: Amarah dapat merusak hubungan remaja dengan orang lain, seperti
teman, keluarga, atau guru.
Baca Juga: Bank Indonesia DIY Dorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Desa Wisata
3. Masalah kesehatan mental: Amarah dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti
depresi, ansietas, atau gangguan jiwa lainnya.