Ketiga, perintah kepada Nabi Musa AS dan Harun AS supaya berkata yang lembut kepada
Fir’aun. Firman Allah SWT: “Berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.” (QS. Thaha; 20:44).
Keempat, tugas Nabi sekadar menyampaikan. Firman Allah SWT: “Jika mereka berpaling,
maka katakanlah: Aku telah menyampaikan kepada kamu sekalian (ajaran) yang sama (antara kita) dan aku tidak mengetahui apakah yang diancamkan kepadamu itu sudah dekat atau masih jauh?” (QS. Al-Anbiya; 21:109).
Kelima, Nabi Muhammad SAW benar-benar di atas petunjuk yang lurus. Firman Allah SWT:
“:Bagi setiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang (harus) mereka amalkan. Mereka sekali-kali tidak boleh membantahmu (Nabi Muhammad) dalam urusan (syariat) itu dan serulah (mereka) kepada Tuhanmu. Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) benar-benar berada di atas petunjuk yang lurus.” (QS. Al-Hajj; 22:67).
Keenam, para pengikut Nabi apabila mereka mendengar perkataan yang buruk, yang tidak
bermanfaat bagi kebaikan hidup dunia dan akhirat, mereka memelihara kehormatan diri mereka
dengan berpaling darinya.
Firman Allah SWT: “Apabila mendengar perkataan yang buruk, mereka berpaling darinya dan berkata, “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu), kami tidak ingin (bergaul dengan) orang-orang bodoh.” (QS. Al-Qashash; 28:55).
Ketujuh, berdebat dengan Ahli Kitab dengan cara yang baik. Firman Allah SWT: “Janganlah
kamu mendebat Ahlulkitab melainkan dengan cara yang lebih baik, kecuali terhadap orang-orang
yang berbuat zalim di antara mereka. Katakanlah, “Kami beriman pada (kitab) yang diturunkan
kepada kami dan yang diturunkan kepadamu. Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu. Hanya kepada-Nya kami berserah diri.” (QS. Al-Ankabut; 29:46).
Kedelapan, pengikut Nabi menyeru ke jalan Allah dengan baik. Firman Allah SWT: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan kebajikan, dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?
Tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) dengan perilaku yang lebih baik
sehingga orang yang ada permusuhan denganmu serta-merta menjadi seperti teman yang sangat setia.” (QS. Al-Fushshilat; 41:33-34).
Kesembilan, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar menyeru kaumnya
supaya jangan berpecah-belah seperti Ahli Kitab. Firman Allah SWT: “Oleh karena itu, serulah
(mereka untuk beriman), tetaplah (beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan kepadamu (Nabi Muhammad), dan janganlah mengikuti keinginan mereka. Katakanlah, “Aku beriman kepada kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami perbuatan kami dan bagimu perbuatanmu. Tidak (perlu) ada pertengkaran di antara kami dan kamu. Allah mengumpulkan kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali.” (QS. Asy-Syura; 42:15).
Kesepuluh, orang-orang beriman adalah penolong agama Allah SWT, sebagaimana Firman-
Nya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, “Siapakah para penolongku menuju kepada (pertolongan) Allah?” Para pengikutnya yang setia itu berkata, “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah.” Maka, segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kufur. Lalu, Kami menguatkan orang-orang yang beriman menghadapi musuh-musuh mereka sehingga menjadi orang-orang yang menang.” (QS. Ash-Shaff; 61:14).
Kesebelas, Tugas Nabi Musa AS ialah supaya pergi kepada Fir'aun dan menasihatinya karena
Fir'aun sudah melampaui batas, berlaku sombong terhadap Bani Israil dan memperbudak mereka dengan kekejaman yang luar biasa dan di luar peri kemanusiaan.
Firman Allah SWT: “Pergilah engkau kepada Fir‘aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas. Lalu, katakanlah (kepada Fir‘aun), ‘Adakah keinginanmu untuk menyucikan diri (dari kesesatan). dan aku akan menunjukimu ke (jalan) Tuhanmu agar engkau takut (kepada-Nya)?’” (QS. An-Nazi’at; 79:17-19). *
Penulis : Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Pembina Yayasan Sembada Jaya Binangun Yogyakarta